Kamis, 19 Juni 2014

Perkembangan Seksualitas anak SD



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Masalah perkembangan seksualitas tidak hanya terfokus pada remaja tetapi juga pada anak usia SD. Penyebab utama dari tingkah laku seksualitas anak di SD disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang negatif, kepribadian yang rapuh, pendidikan tentang seks yang kurang  dan kurangnya perhatian  keluarga.
Setiap makhluk Tuhan pasti akan mengalami peristiwa berhubungan dengan masalah seksual. Khususnya pada manusia, permasalahan seksual tidaklah sesederhana pada makhluk lain yang hanya terfokus pada tujuan bereproduksi atau berkembang biak, karena pada makhluk lain kebutuhan seksual terjadi secara naluriah dan akan terjadi pada usia pertumbuhan tertentu. Sedangkan manusia dengan akalnya yang tinggi, justru patokan usia naluriah seksual ini tidak dapat dipastikan, sehingga akan dibutuhkan suatu pengajaran dan pendidikan tersendiri untuk memahami masalah perkembangan seksualnya, terutama pada usia anak dan remaja awal yang belum memiliki kewajiban dan kesiapan untuk bereproduksi.

1.2. Rumusan masalah
1.      Bagaimana perkembangan seksualitas anak SD?
2.      Apa saja permasalahan seksualitas anak yang pernah terjadi di SD N 1.2.5 Banyuasri?
3.      Bagaimana cara mengatasi permasalahan seksualitas anak SD?

1.3. Hasil Temuan
Dari observasi yang dilakukan, kami menemukan perkembangan seksualitas anak SD dan faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan seksualitas di SD N 1. 2. 5 Banyuasri.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan seksualitas anak SD
Umumnya, perkembangan seksualitas anak SD dimulai sejak kelas 4 pada saat menginjak umur 9 tahun. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang telah kami lakukan, bahwa anak SD sejak duduk dikelas 4 telah mulai menyukai lawan jenis. Dan sebagian besar anak perempuan sudah mengalami pubertas sejak duduk di bangku kelas 5 SD (Ariani, 2012). Sejak masa pubertas (10-15 tahun), tubuh wanita mengalami proses bulanan yang disebut siklus haid. Perubahan tingkat hormon mempertebal jaringan rahim dan memperbanyak darah, yang akan jadi zat zat makanan bagi telur yang dibuahi (Brissenden, dkk. 1998).
            Sebagian besar dari anak yang telah kami wawancarai mengaku sudah mempunyai pacar. Bahkan mereka memanfaatkan waktu istirahat dan pulang sekolah untuk bertemu dengan pacarnya. Mereka juga memanfaatkan teknologi untuk berinteraksi dengan pacarnya, misalnya melalui telepon genggam dan akun facebook.

2.2 Permasalahan seksualitas anak yang pernah terjadi di SD N 1.2.5 Banyuasri
            Bentuk permasalahan seksualitas anak yang pernah terjadi  di SD 1. 2. 5 Banyuasri salah satunya disebabkan penyalahgunaan teknologi dan lingkungan pergaulan yang kurang sehat. Hal ini  menyebabkan seorang anak perempuan yang duduk di kelas 5 mengalami gangguan belajar, sering melamun, dan  terbiasa membuka situs-situs yang berbau porno.
Disamping itu ada juga sebuah kasus seksualitas anak yang pernah terjadi di SD ini, yakni ada seorang anak laki-laki yang duduk di kelas 4 menggambar hal-hal porno pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Ini disebabkan oleh tekanan dalam keluarga yang kurang harmonis (brokenhome) dan pengaruh teknologi.



2.3 Cara mengatasi permasalahan seksualitas anak SD
            Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi permasalahan seksualitas anak di SD.
1)   Dari orang tua
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Untuk mencegah anak mengalami relasi seksual di usia yang dini, maka orang tua perlu memperhatikan beberapa hal :
ü  Orangtua harus sering memberikan nasehat dan perhatian kepada anaknya
ü  Orang tua harus lebih menjalin komunikasi yang terhadapanaknya
ü  Orang tua harus mengetahui terman-teman dan dapat menjangkau lingkungan bermainya
ü  Tidak melengkapi kamar tidur dengan peralatan eletronik yang lengkap
ü  Mensortir koleksi buku, majalah, novel dan bentuk informasi apapun yang ada di sekitar lingkungan rumah
ü  Jika sudah terlanjur menemukan kasus anak yang pernah mengakses situs internet porno ataupun melihat pornografi, orang tua pun perlu secara tegas dan terbuka menyatakan kekecewaan dan harapan pada anak.

2)      Dari guru
Guru merupakan orang tua di lingkungan sekolah harus bisa mengarahkan anak didiknya ke arah yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
ü  Guru harus memberikan nasehat-nasehat kepada anak didiknya
ü  Pada saat mengajar guru harus menyelipkan pengetahuan tentang seksualitas pada anak didiknya, meskipun belum ada pelajaran khusus tentang pelajaran tersebut.
ü  Guru harus menjalin hubungan dengan orang tua siswa dalam konteks mendidik anak.

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa anak SD pada saat ini telah mengalami perkembangan seksualitas yang sangat cepat dan tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya faktor keluarga yang kurang menberikan perhatian kepada anaknya. Disamping faktor keluarga, lingkungan yang kurang sehat juga berpengaruh dalam perkembangan seksualitas anak. Perkembangan seksualitas anak di SD dapat ditekan dengan cara memberikan perhatian yang lebih, baik dari segi orang tua maupun dari pihak sekolah.


















Daftar pustaka
Seni Septiani Sanusi, Psi. / Psikolog Pusat Konsultasi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Ramaniya.
Brissenden, dkk. 1998. Ensiklopedi populer anak. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar