BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hubungan antara Pembina Pramuka dan
peserta didiknya merupakan hubungan yang khas, yaitu setiap Pembina Pramuka wajib memperhatikan
perkembangan mitra didiknya secara pribadi agar perhatian terhadap
pembinaanya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.
Membina
pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, dan mengembangkan:
a. kepribadian (kualitas nilai),
b. pengetahuan dan keterampilan,
c. minat, keinginan, bakat serta
kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia yang: kreatif, inovatif,
pelopor dan mandiri.
Ini
membuat seorang Pembina pramuka memililiki peran, tugas dan tanggung jawab yang
sangat besar dalam proses pembinaan itu.
Hanya
saja membina peserta didik, khususnya anggota muda pramuka tidaklah bisa
disamakan, sebab anggota muda pramuka terdiri dari usia yang berbeda-beda.
Yakni, Pramuka Siaga
(berusia kira-kira 7 – 10 tahun), Pramuka Penggalang (berusia kira-kira 11 – 15),
Pramuka Penegak (berusia kira-kira 16 – 20 tahun)serta dilambangkan dengan
warna kuning dan Pramuka Pandega (berusia kira-kira 21 – 25 tahun). Dari
perbedaan itu sebelum mulai membina, seorang Pembina Pramuka harus mengetahui sistem
pembinaan dalam pramuka, yakni dikenal dengan Sistem Among. Mengetahui tata
pengelolaaan setiap Satuan Pramuka dan memahami peran tugas, serta tanggung
jawab seorang Pembina pramuka.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami
akan membahas tentang tata cara membina anggota muda pramuka, yakni Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
perumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah
cara membina dengan sistem among?
2) Bagaimanakah
cara mengelola satuan pramuka ?
3) Apa
saja peran tugas dan tanggung jawab Pembina Pramuka?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Mendiskripsikan
cara membina dengan Sistem Among.
2) Mendiskripsikan
cara mengelola Satuan Pramuka.
3) Mendiskripsikan
peran tugas dan tanggung jawab Pembina Pramuka.
1.4 Manfaat
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Dapat mendiskripsikan cara membina dengan Sistem Among.
2) Dapat mendiskripsikan cara mengelola Satuan
Pramuka.
3) Dapat mendiskripsikan peran tugas dan tanggung
jawab Pembina Pramuka.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Among
Sistem Among adalah cara pelaksanaan
pendidikan di dalam gerakan pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran
Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara,
bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa.
Sistem
Among merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan
sejauh mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan ,
dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri,
kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Sistem
Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan sebagai berikut :
1) "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.
2) "Ing
madya mangun korso",
maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan.
3) "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina
memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.
Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib
bersikap dan berperilaku:
1) Cinta kasih kejujuran, keadilan,
kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan berkorban, dan
kesetiakawanan sosial.
2) Disiplin disertai inisiatif.
3) Bertanggungjawab terhadap diri
sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta
bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya,
cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga,
membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan
bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai
sebagai subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya
bergiat kalau disuruh pembinanya tetapi mereka diberi kebebasan untuk bergerak
dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang
kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.
Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among
dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas
dasar minat dan karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus mampu menjadi
contoh/teladan peserta didiknya.
Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak
terpisah-pisah satu dengan lainnya saling berkaitan oleh karena itu bagi semua
golongan peserta didik ( S, G, T, D ) diberikan keteladanan, daya
kreasi dan dorongan.
Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal
mengabdi dan berkarya, melalui proses:
1) “ Learning by doing”, belajar sambil
bekerja.
2) “ Learning by teaching”, bekerja
sambil mengajar.
3) “Learning to live together” belajar
untuk bisa hidup bersama.
4) “Learning to earn”, belajar mencari
penghasilan.
5) “Earning to live”, penghasilan untuk
hidup.
6) “ Living to serve”, kehidupan untuk
bekal mengabdi.
7) “Learning to be”, belajar untuk
menjadi dirinya sendiri.
2.2 Cara Membina Satuan
1) Untuk dapat membina dengan baik maka
seseorang harus mengenal, mengerti dan
memahami hal-hal sebagai berikut :
a. Siapa yang
dibinanya, yakni sifat-sifat dasarnya, dan latar belakang kehidupannya.
b. Jumlah orang
yang akan dibinanya. Catatan: Jumlah satu barung yang ideal = 6 orang; satu
perindukan = 18 – 24 orang. Jumlah satu regu ideal = 6 – 8 anak. Jumlah satu
pasukan = 24 – 32 anak. Jumlah satu sangga yang ideal = 4 – 8 orang. Jumlah
satu ambalan = 12 – 32 orang. Satu Racana Pandega yang ideal paling banyak
jumlahnya 30 orang.
c. Membina peserta
didik yang lebih muda usianya akan lebih memerlukan perhatian, kesabaran,
ketekunan, dan contoh yang lebih nyata. Seorang Pembina pramuka Siaga
idealnya hanya bisa membina 6 sampai dengan 10 orang. Seorang Pembina
Penggalang bisa membina 7 sampai 10 orang, tetapi apabila ia memang seorang
Pembina yang andal maka ia bisa membina Penggalang maksimal 20 orang,
sebagaimana yang dilakukan oleh baden Powell ketika pertama kali mengajak
penggalangnya berkemah di Brownsea Island. Seorang Pembina Penegak dan Pandega
dapat membina 8 sampai dengan 36 orang. Namun demikian apabila berpedoman pada
rasio jumlah kelompok peserta didik dengan Pembina pendamping dalam kegiatan
atas dasar jumlah anggota Pramuka dalam barung, regu, sangga, dan rekanya, maka
seorang Pembina Pramuka dapat membina 1 barung, satu regu, atau satu sangga
saja, sedangkan pada anggota Pramuka Pandega seorang Pembina dapat membina satu
Racana.
d. Membina peserta didik
harus didasarkan pada satuan terpisah, yakni Pembina putra hanya boleh membina
anggota muda pramuka putra, Pembina putri hanya boleh membina anggota muda
pramuka putri – kecuali Pembina Siaga putrid boleh membina anggota muda Siaga
putra.
e. Pembinaan harus
menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus dengan
lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, diskusi,
seminar, loka-karya, dan bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan
rohani peserta didik.
2) Mengenal sifat dasar Pramuka Siaga
Adapun sifat-sifat dasar dari Pramuka
Siaga adalah sebagai berikut:
a. Senang meniru
b. Senang berdendang, menari dan bernyanyi
c. Suka dipuji, mudah merajuk
d. Senang menceriterakan dan mengadukan apa yang
diketahui dan dialaminya.
e. Rata-rata masih manja
f. Suka berbekal
g.
Sangat senang bermain
3) Cara menghadapi Pramuka Siaga.
Adapun cara membina Pramuka Siaga adalah sebagai berikut.
a. Dilakukan dengan penuh kasih
sayang dan lemah lembut.
b. Membina Siaga adalah phase awal dalam
pendidikan maka sifat-sifat Pembina Siaga yang tidak tidak bisa dicontoh
oleh anak usia Siaga harus tidak dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina
merokok, suka membentak, berkata agak jorok, dsb.
c. Materi pembinaan pramuka Siaga banyak
dibungkus, sehingga menarik (misalnya menceriterakan sifat-sifat kepahlawanan
yang perlu dicontoh oleh setiap orang dengan sosio drama).
d. Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk
imajinasi Siaga, tetapi jangan dilebih-lebihkan. Ceritera tentang fabel,
farabel baik pula untuk Siaga. Dalam abad modern ini baik pula apabila
menggunakan imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.
e. Permainan
perang-perangan tidakcocok untuk kejiwaan Siaga.
f. Siaga
harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari berbuat
kebaikan. Baik dalam latihan, maupun melalui pesan Pembina untuk melaksanakannya di rumah.
g. Siaga
diperkenalkan aturan-aturan keluarga, dan cara-cara yang baik tentang bagaimana
mematuhi ayah ibundanya.
h. Untuk
melatih kreativitas Siaga (otak belahan kanan), maka akan sangat baik mereka
ditugasi membuat lagu sederhana (jinggle),
tarian, menulis pengalaman, atau mengarang, atau membuat yel-yel yang
menyemarakkan kasih sayang.
i.
Kehidupan Siaga itu ada di perindukan.
j.
Pembina lebih banyak “ Ing ngarso sung
tulodo”
4) Sifat-sifat dasar Pramuka
Penggalang.
Adapun sifat-sifat pramuka penggalang adalah sebagai berikut.
a. Sebagian sifat-sifat Siaga masih ada
terbawa (variatif tergantung masing- masing anak).
b. Senang bergerak, senang mengembara.
c. Usil, lincah, senang mencoba-coba.
d. Mulai menyukai atau ingin dekat dengan
lawan jenis.
e. Suka
dengan sifat-sifat kepahlawanan.
f. Suara
sudah mulai pecah/ parau bagi penggalang putra.
5) Cara membina pramuka Penggalang.
Adapun cara membina Pramuka Pengggalang adalah
sebagai berikut.
a. Dapat
menggunakan sebagian cara-cara dalam membina Siaga (sifatnya situasional).
b. Kegiatan yang
menantang, pengembaraan (hiking,
climbing, camping, rowing, rafting, orientering) paling disukai penggalang.
Namun demikian harus dipersiapkan dengan teliti faktor keamanannya, dan tidak
boleh terlalu sering dilakukan.
c. Kegiatan
yang mengacu kedisiplinan sangat penting diberikan (misalnya berjenis-jenis PBB
dan upacara).
d. Rewards dan
punishment mutlak harus dilakukan, dan ditegakkan.
e. Kehidupan
penggalang ada di Regu, oleh karena itu kekompakan, kreativitas, dan disiplin
beregu harus dipelihara.
f. Pembina
penggalang tidak boleh seenaknya membuat acara latihan menurut keinginannya
sendiri, tetapi harus tahu kebutuhan penggalang, dan bertanya kepada mereka
latihan apa yang diinginkan (ask the boys),
walaupun ketentuan ada di tangan Pembina, karena Pembina sangat tahu akan
dibawa ke mana arahnya.
g. Setiap
kegiatan yang menarik tujuan akhirnya adalah pembentukan karakter, oleh karena
itu Pembina tidak boleh melupakan hal tersebut, untuk senantiasa memberikan
simpulan atau pembulatan materi latihan ke dalam nilai-nilai yang didasarkan
atas penerapan satya dan darmanya.
h. Pembina
lebih banyak “ing madyo mangun karso” (di tengah-tengah membangkitkan
kehendak & semangat belajar/ bekerja).
6) Sifat-sifat dasar Pramuka Penegak.
Adapun sifat-sifat dasar dari Pramuka Penegak
adalah sebagai berikut.
a. Mulai memasuki masa sosial (Kohnstamn).
b. Anak Penegak mulai mencari
identitas/ jati diri
c. Stabilitas emosionalnya belum mantap
(mudah terprofokasi, mudah berubah).
d. Gemar pada kenyataan, menjunjung
tinggi realitas.
e. Sudah mengenal Cinta – agresif.
f. Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila
tidak melewati kesadaran rasionalnya.
g. Senang menyelesaikan persoalan dengan
cepat, kadang-kadang melalui kekuatan fisik.
7) Cara membina Pramuka Penegak.
Adapun cara membina Pramuka Penegak adalah sebagai berikut.
a. Perangkat
struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu. Dewan
Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main tunjuk.
b. Dimulai
bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan keputusan Dewan
Ambalan.
c. Keinginan
Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
d. Memberikan
kondisi lingkungan yang baik.
e. Pada
tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang
kurang baik, semampunya.
f.
Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan
ke arah yang lebih baik.
g. Penegak
sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to earn”;
“Learning to serve”.
h. Untuk
mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina menyerahkan
tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap
mengkontrolnya, dengan tetap member kepercayaan.
i. Cara
memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kepada Penegak diupayakan
hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas
program atau kegiatan yang telah dilakukan – kemudian di “Interpretasikan”
secara detail program atau kegiatan tersebut secara rasional, biasanya Penegak
sudah tahu kelemahannya. Namun biala Penegak terpaksa belum tahu kelemahannya
baru dikemukakan “Negatif” nya.
j. Contoh
kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap adalah: Perkemahan Wirakarya.
k. Pembina
lebih banyak “tut wuri handayani”.
8) Sifat dasar Pramuka Pandega
Adapun sifat-sifat dasar dari Pramuka
Pandega adalah sebagai berikut.
a. Sebagian besar sifat Penegak ada
pada Pandega.
b. Pandega lebih terkonsentrasi pada
kelompok dyadic atau triadic (kelompok duaan, atau tigaan). Jarang sekali
(hampir tidak pernah ada) mereka secara bersama-sama melakukan kegiatan
kemana-mana dalam jumlah 5 orang sampai 10 orang secara bersama-sama.
Oleh karena itu “Reka” itu dibentuk hanya bila mereka berada dalam minat yang
sama, untuk menggarap suatu proyek, sifatnya insidentil. Jumlahnya bisa berapa
saja sesuai dengan kebutuhan. Reka ini saat ini lebih banyak disebut dengan
“sangga kerja” (PP 231 tahun 2007).
c. Dalam berhubungan dengan lain jenis,
Pandega tidak seagresif Penegak, tetapi lebih terbuka dibandingkan dengan
Penegak.
d. Untuk mempertahankan satuan terpisah
di perkemahan Pembina cukup menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan
penyadaran umum dalam apel pagi, atau apel malam menjelang tidur. Biasanya
mereka sudah saling mengkontrol, tapi sering terjadi kalau ada penyimpangan di
antara mereka saling melindungi – pada norma atau nilai yang dianggap sebagai
nilai baru.
9) Cara membina Pramuka Pandega.
Adapun cara membina Pramuka Pandega adalah
sebagai berikut.
a. Cara yang
paling baik dalam membina Pandega adalah tidak bersifat menggurui, semua
keputusan Racana baik yang menyangkut visi, misi, strategi, program kerja,
rencana kerja, ataupun rencana kegiatan latihan dilaksanakan secara musyawarah,
dan komitmen untuk patuh terhadap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
sungguhpun tadinya ia tidak menyepakati.
b. Pembina
bertindak sebagai ”penghubung antar sistem”, artinya apabila ada materi-materi
latihan yang diinginkan oleh Pandega yang tidak dikuasai oleh Pembinanya, maka
Pembina mencari keluar (out sourcing), sungguhpun bisa saja meminta
kepada anggota Pandega untuk mencarinya sendiri, sekaligus bertindak sebagai
penghubung antar sistem
c. Evaluasi
kegiatan dapat dilakukan secara bersama-sama antara Pembina dan anggota Racana
secara questioning.
d. Apabila
kegiatan di Racana sudah mapan maka Pembina lebih banyak bertindak sebagai
motivator, mentor dan konsultan.
e.
Pembina 90% bertindak “tut wuri
handayani”
2.3 Peran, Tugas dan Tanggungjawab Pembina Pramuka
1) Peran Pembina Pramuka
a. Pembina Pramuka adalah anggota dewasa yang langsung bergiat bersama peserta didik, membimbing, memberikan dukungan dan fasilitas agar para peserta didik dapat bergiat dengan teman-teman dalam satuannya dengan riang gembira, tekun, terjamin keselamatannya, sehingga acara kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar dan menghasilkan kepuasan batin pada semua peserta didik.
b. Dalam memberikan bimbingan dan bantuan agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan sebagaimana yang diharapkan, Pembina Pramuka menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, Kiasan Dasar dan Sistem Among, sehingga lewat kegiatan yang disajikan Pembina Pramuka dapat mendidikan sikap dan perilaku yang dilandasi kematangan spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial.
c. Pembina Pramuka hendaknya peka terhadap kebutuhan peserta didiknya, menerima dan mau mengerti (acceptance-understanding) terhadap kebutuhan peserta didik.
d.
Pembina Pramuka sebagai pelaksana
kebijakan Gerakan Pramuka yang terdepan mengemban tugas untuk memberikan
pendidikan agar peserta didik menjadi:
(1) Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur,
(2) Warga negara Rebuplik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara kesatuan rebuplik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna
2)
Tugas Pembina Pramuka
Adapun tugas
Pembina Pramuka adalah sebagai berikut.
a. Pembina Pramuka mempunyai tugas membina pramuka dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, dan Sistem Among, dan berkewajiban selalu memperhatikan tiga pilar kegiatan kepramukaan, ialah: kegiatan kepramukaan harus modern (kekinian, baru, tidak ketinggalan jaman), bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat lingkungannya, dan adanya ketaatan pada Kode Kehormatan Pramuka.
b. Pembina Pramuka bertugas dengan sukarela menepatkan posisinya sebagai mitra peserta didik untuk dapat memfungsikan diri peserta didik sebagai subyek pendidikan, karena pada hakekatnya kepramukaan adalah pendidikan sepanjang hayat dan oleh karena itu peserta didik harus disiapkan sejak dini bahwa merekalah yang akan mendidik diri
mereka sendiri. Sebagai mitra peserta didik Pembina Pramuka bertugas untuk selalu member motivasi, stimulasi, bimbingan, bantuan, dan menyediakan fasilitas kegiatan.
c. Pembina Pramuka berkewajiban membantu Gugusdepan dalam rangka pelaksanaan kerjasama dan hubungan timbal balik antara Gerakan Pramuka dengan orang tua/wali pramuka dan masyarakat.
3) Tanggung jawab Pembina Pramuka
Dalam melaksanakan peran dan tugasnya, tanggung jawab Pembina Pramuka ialah sebagai berikut.
a. Terselenggaranya kepramukaan pada satuan pramuka ialah sebagai berikut.
b. Tetap terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan pada semua kegiatan pramuka
c. Terselenggaranya kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan misi Gerakan Pramuka , akan menjadi media pembinaan pengembangan mental-spiritual-moral, pisik, intelektual, emosional, dan sosial, sehingga peserta didik akan memiliki kematangan dalam upaya peningkatan kemandiriannya serta aktivitasnya di masyarakat.
d. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti luhur, dan sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, yang setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik berguna.
e. Alam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat, Pembina Gugus depan dan diri pribadinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Adapun
kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut.
1) Sistem Among adalah sistem
pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh
mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud
untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan
aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
2) Sistem Among mewajibkan Pembina
Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut.
a. "Ing ngarso sung tulodo",
maksudnya di depan menjadi teladan, Prinsip ini ditunjukkan untuk membina
Pramuka Siaga.
b. "Ing madya mangun korso",
maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan, ditunjukkan untuk
membina pramuka penggalang.
c. "Tut wuri
handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/kekuatan
atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian,ditunjkkan untuk
Pramuka Penegak dan Pandega.
3) Peran,Tugas dan Tanggungjawab
Pembina Pramuka merupakan satu kesatuan yang terkait satu sama lain. Seorang
Pembina Pramuka berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi peserta
didiknya.Pembina Pramuka bertugas untuk menyalurkan ilmu kepramukaan itu sesuai
dengan Sistem Among dan tiga pilar kepramukaan. Pembina Pramuka
bertanggungjawab untuk membantu pesera didiknya mewujudkan visi dan misi
gerakan pramuka.
3.2 Saran
Adapun
yang disarankan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut.
1) Kepada para Pembina Pramuka, agar
lebih memperhatikan tata cara membina
pramuka yang baik dan efektif.
2) Kepada para pelajar, agar tidak
mengacukan kegiatan kepramukaan mengingat kegiatan ini sangat bermanfaat dan
menyenangkan.
3) Kepada pemerintah, agar selalu
menggalakan kegiatan kepramukaan, agar tidak punah digerus zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Pramukanet Satu Pramuka Satu
Indonesia. Sistem Among. 2012. Sistem. http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id91&Itemid=110#.UFPdJ1b67TY.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Sally, Sutirman M Putu. 2010. Peran
Tugas dan Tanggungjawab Pembina Pramuka. http://soetirman.blogspot.com/2010/07/peran-tugas-dan-tanggung-jawab-pembina.html.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Kwarcab Jakarta Pusat. 2011. Peran
Tugas dan Tanggungjawab Pembina Pramuka. http://kwarcabjakartapusat.blogspot.com/2011/01/peran-tugas-dan-tanggung-jawab-pembina.html.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Fenetiruma, Alisyahbana. 2012. Materi
Kepramukaan Dewan Racana Kamaratul Husada.http://karamatulhusna.blogspot.com/2012/01/cara-membina-materikmd.html.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Kadir, Ashir. 2010. Pramuka Siaga
Ibarat Anak Kita, Membina Sepenuh Hati. http://www.kwardariau.org/berita.php?act=full&id=209.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Roman, Fakhtur. 2011. Cara Membina
Pramuka Siaga.
http://fatkhur.pun.bz/cara-membina-pramuka-siaga.xhtml.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Mursyidah. 2010. Pengetahuan Tentang
Cara Membina Pramuka.
http://mursyidah-mursyidah.blogspot.com/2010/01/pengetahuan-tentang-cara-membina.html.
Diakses pada tanggal 26 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar