BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pramuka, atau
sering juga disebut pandu atau kepanduan (Bahasa Inggris: Scouting) adalah
sebuah gerakan pemuda yang telah merambah ke seluruh dunia. Gerakan kepanduan
terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita,
yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan
mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini
dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang
mengutamakan aktivitas praktis di lapangan.
Gerakan ini
dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan
bersenjata Britania raya dan William Alexander Smith, pendiri Boy’s Brigade,
mengadakan perkemahan kepanduan pertama di kepulauan Brownsea, Inggris.Ide
untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya
berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara
Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk
mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara
sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota.
Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan
pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut.
Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell
dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan
atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela
tersebut diberi sebuah lencana.
Keberhasilan
Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan.
Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun
1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.Pada tahun 1906, Ernest Thompson
Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark
Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang
tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan
menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.
Pertemuannya
dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to
Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols. Buku tersebut
dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu.
Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21
pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada
tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya
(sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa
Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini
mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian
menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya
diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses,
Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk
mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut,
dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai
buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.Saat itu
Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa
oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah
membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing
mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih
serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.
Seiring dengan
bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka;
Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan
untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult
Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London
dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang
berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia
kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover
Scouts pada tahun 1922.
1.2 Rumusan Masalah
v Apakah
gerakan kepramukaaan itu?
v Bagaimana
peran gerakan kepramukaan dalam dunia pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui apa peran gerakan kepramukaan itu dalam konteks pendidikan.
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai gerakan pramuka dan
perannya dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gerakan
Kepramukaan
2.1.1 Pengertian Gerakan Pramuka
Kalau kita baca
dalam buku “B-P’s Out Lock”, di dalamnya terdapat pendapat dari pencipta
pendidikan kepramukaan, Lord Baden Powell, yang berbunyi sebagai berikut :
“Scouting is a not science to be solemnly studied, NOR is it a collection of
doctrine and texts.No!It is a jolly game in the out of doors,where boy-men and
boy can go adventuring together as leader and youhger brothers picking up
health and happiness, handicraft and help fulness”.
Artinya:
Kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula suatu
kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah
permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak
pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina
kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.
Kalau kita pelajari
lebih lanjut dan secara mendalam tentang kepramukaan itu akhirnya dapat
mengatakan pada hakekatnya KEPRAMUKAAN adalah:
v Suatu
proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan
pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa;
v Yang
dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar pendidikan
keluarga;
v Dengan
menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
Kepramukaan sebagai proses pendidikan
harus merupakan kegiatan yang dapat di pertanggungjawabkan dan bernilai
pendidikan sehingga kegiatannya harus berencana, di persiapkan, dilaksanakan,
dan dapat di nilai dari segi pendidikan dan kejiwaan.
2.1.2 Sifat Gerakan Pramuka
Resolusi Konferensi
Kepramukaan Sedunia tahun 1924, di Kopenhagen, Denmark.Menyatakan bahwa
kepramukaan mempunyai tiga sifat atau tiga ciri khas yaitu :
v Nasional, yang
berarti bahwa suatu organisasi menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di suatu
negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara itu. Bahkan di Indonesia yang sangat
luas wilayahnya ini; pendidikan kepramukaan disesuaikan dengan keadaan dan
kepentingan masyarakat setempat. Inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan
di daerah-daerah dan negara-negara lain.
v Internasional,
yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus
membina dan pengembangan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama
pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan,
tingkat, suku, dan bangsa.
v Universal, yang
berarti bahwa kepramukaan dapat di pergunakan dimana saja untuk mendidik
anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksaan pendidikannya selalu
menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
2.1.3 Fungsi Gerakan Pramuka
Dengan landasan uraian
di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
v Kegiatan menarik
bagi anak atau pemuda
Kegiatan
menarik (game) disini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu game disini berarti permainan yang mempunyai tujuan dan
aturan permainan, jadi bukan hanya sekedar main-main, yang hanya bersifat
hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan. Karena
itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
v Pengabdian (job)
bagi orang dewasa
Bagi
orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini
mempunyaikewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya
pencapaian tujuan organisasi.
v Alat (means)
bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan
merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,
dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi
kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
2.1.4 Pola Umum Gerakan Pramuka
v Pengertian
Pola
umum gerakan pramuka adalah kerangka tatacara pelaksanaan usaha Gerakan Pramuka
untuk mencapai tujuannya. Pola ini meliputi segala bidang dalam Gerakan
Pramuka, dan berlaku untuk semua jajaran dimana saja, serta dalam waktu kapan
saja.
v Tujuan
dan Fungsi
·
Tujuan dibuatnya pola
umum adalah untuk memantapkan pengelolaan Gerakan Pramuka dan memperlancar
pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka.
·
Pola umum berfungsi
sebagai dasar dan pola kebijaksanaan dalam penyusunan rencana kerja, program
kerja dan rencana kegiatan Kwartir dan satuan Pramuka, serta sebagai pegangan
dan tuntutan para pelaksana pengelola Gerakan Pramuka. Dengan adanya pola umum
maka gerak langkah pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, dimana pun dan
bilamanapun selalu sama atau senada.
v Isi
Pola Umum
·
Landasan
a. Idiil
: Pancasila dan UUD ’45.
b. Konstitusional
dan struktural :
1. UUD
’45.
2. Keppres
RI No.233/61 jo Keppres RI No.12/71.
3. Undang-undang
lainnya.
c. Konsepsional
:
1. Hakekat
Gerakan Pramuka.
2. Tujuan
Gerakan Pramuka.
3. Kedudukan
dan peran Majelis Pembimbing.
4. Asas
pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
5. Asas
pembangunan nasional.
d. Operasional
:
1. Peraturan
perundang-undangan tentang pendidikan.
2. Keputusan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka.
3. Keputusan
Kwarnas.
e. Moral,
mental, spiritual : Satya dan Darma Pramuka.
·
Arah Pengembangan
a. Peningkatan
Ketahanan Nasional.
b. Pembinaan
Daya Tahan Masyarakat.
1. Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
2. Pembangunan
Nasional sesuai dengan GBHN.
3. Pendidikan
nasional melalui pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan formal.
4. Penyelarasan
pengembangan Gerakan Pramuka dengan pembinaan dan pengembangan generasi muda.
5. Pembangunan
masyarakat.
·
Strategi
a. Strategi
Gerakan Pramuka adalah kebijaksanaan dan siasat (pengarahan) pimpinan Gerakan
Pramuka dalam:
1. Penyiapan.
2. Pengelolaan.
3. Penggunaan.
b. Untuk
itu digunakan “pendekatan secara manajemen”, yaitu semua usaha dilakukan dengan
mengikuti pola manajemen (menggunakan Sistem Perencanaan Pemrograman dan
Anggaran).
c. Kebijaksanaan
pengembangan jumlah dan mutu anggota itu diatur dengan sistem Pendidikan
Gerakan Pramuka.
·
Macam
a. Pola
umum jangka panjang (minimum 10 tahun).
b. Pola
umum jangka sedang (Renja untuk satu masa bakti).
c. Pola
umum jangka pendek (Progja untuk satu tahun).
v Pola
Dasar Pendidikan
·
Dalam Pola Umum Jangka
Panjang terdapat :
a. Kebijaksanaan umum
pimpinan, yang berisi pokok kebijaksanaan pimpinan
dalam mengembangkan Gerakan Pramuka, dengan memperhatikan tugas pokok Gerakan
Pramuka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Pola dasar :
1. Pendidikan
dalam Gerakan Pramuka.
2. Pelaksanaan
kegiatan.
3. Pembinaan
umum (tenaga, sasaran, perlengkapan, keuangan).
4. Pembangunan
sarana fisik.
5. Pengembangan
usaha dan koperasi.
c. Sasaran pembinaan
peserta didik, yaitu :
1. Pembinaan
rohani dan ketaqwaan kepada Tuhan.
2. Pembinaan
jasmani.
3. Peningkatan
kecerdasan, ketrampilan, dan ketangkasan.
4. Pembinaan
jiwa kepemimpinan.
5. Pembinaan
pengetahuan, kebudayaan, dan patroitisme.
6. Menambah
pengalaman.
7. Meningkatkan
kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan kesadaran untuk membangun.
·
Pola dasar pendidikan
dalam Gerakan Pramuka berisi sistem pendidkan yang menyeluruh dan terpadu.
a.
Proses pendidkan bagi
peserta didik :
1. Menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, sistem among, dan saling asah, asih,
dan asuh.
2. Dilakukan
melalui :
i.
Pendidikan yang diatur
dengan SKU, SKK, dan Syarat Pramuka Garuda.
ii.
Kegiatan dan pertemuan,
seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat, Raimuna, PW, dll
3. Diarahkan
pada pencapaian sasaran dan tujuan Gerakan Pramuka.
b. Proses
pendidikan bagi anggota dewasa dalam bentuk :
1. Pendidikan Kursus :
§ Umum
:
ü Kursus
Oriental.
ü Kursus
Pembina Pramuka Mahir.
§ Khusus
:
ü Kursus
Pelatihan Pembina Pramuka.
ü Kursus
Andalan.
ü Kursus
Pengelola Kwartir.
ü Kursus
Pamong Saka.
ü Kursus
Kader Koperasi.
ü Kursus
Pendidikan Kependudukan.
ü Kursus
Instruktur
ü Kursus
Keterampilan, dll.
2. Pertemuan :
§ Karang
Pamitran.
§ Musyawarah.
§ Lokakarya,
seminar, dll.
3. Diarahkan pada peningkatan pengetahuan,
kemampuan, kecakapan dan pengalaman agar agar mampu melaksanakan tugasnya, guna
menunjang usaha tercapainya sasaran dan tujuan Gerakan Pramuka.
2.2 Peran
Gerakan Kepramukaan Dalam Dunia Pendidikan
2.2.1 Perkemahan Sebagai Alat Pendidikan
Kita ketahui bahwa perkemahan merupakan
suatu kegiatan yang amat menarik bagi anak dan pemuda. Pada liburan sekolah
mereka meninggalkan rumah, pergi ke alam bebas dan disana mendirikan tenda
untuk berkemah. Dengan riang gembira semua acara mereka lakukan dengan bekerja
sama secara berkelompok. Alat keperluan kemah mereka buat sendiri dengan memanfaatkan
bahan yang ada di alam sekitarnya sebanyak mungkin tanpa merusak lingkungan.
Dalam perkemahan mereka bermain, bertualang, menjelajah, mengamati dan
menyelidiki, berlatih dan menyiapkan segala keperluan untuk hidup sehari-hari selama berkemah. Suasana
yang baik itu oleh pembina di arahkan untuk maksud-maksud pendidikan. Melalui
berkemah kita mendidik merelakan banyak hal.
v Maksud
dan Tujuan
·
Perkemahan dalam
Gerakan Pramuka mempunyai maksud :
a.
Mempraktekkan sistem
beregu.
b.
Mempraktekan prinsip
swadaya dan keprasahajaan hidup.
c.
Mempraktekkan pembinaan
jasmani dan rohani.
d.
Mempraktekkan pembinaan
hidup beragama.
e.
Menjadi alat untuk
mengamati pribadi peserta didik.
·
Perkemahan mempunyai
tujuan :
a.
Meningkatkan keyakinan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan.
b.
Membina mental dan
kepercayaan pada diri sendiri.
c.
Meningkatkan kesehatan
dan daya tahan tubuh.
d.
Meningkatkan daya
kreasi, ketangkasan, dan keterampilan.
e.
Membina kerja sama,
gotng royong, dan kerukunan.
f.
Melatih hidup prasahaja
dan berswadaya.
g.
Memperluas pengetahuan
dan menambah pengalaman.
h.
Menanamkan kecintaan
pada tanah air dan menumbuhkan kesadaran untuk berbakti.
v Macam
Perkemahan
·
Menurut
waktunya,perkemahan kita bagi dalam :
a.
Perkemahan satu hari
(PERSARI).
b.
Perkemahan sabtu minggu
(PERSAMI).
c.
Perkemahan lebih dari 3
hari.
·
Menurut tempat
berkemah, di bagi dalam :
a.
Perkemahan tetap, dari
awal sampai akhir tetap di tempat itu.
b.
Perkemahan safari,
berpindah-pindah tempat.
·
Menurut tujuan,
perkemahan kita bagi dalam :
a.
Perkemahan untuk
berlomba.
b.
Perkemahan untuk
persahabatan dengan acara santai.
c.
Perkemahan untuk
berkarya (menyelesaikan proyek).
d.
Perkemahan untuk
penyelidikan alam dan lingkungannya.
e.
Perkemahan untuk
rekreasi.
·
Menurut jumlah peserta
dan tingkatnya, perkemahan di bagi dalam:
a. Perkemahan
2 orang (perkemahan pengembaraan penegak).
b. Perkemahan
satu regu Penggalang.
c.
Perkemahan satuan
perindukan Siaga/pasukan Penggalang/ambalan Penegak/racana Pendega.
d.
Perkemahan tingkat
Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Kawasan/Dunia.
v Pelaksanaan
Perkemahan
·
Persiapan.
·
Pelaksana.
·
Acara.
·
Pelaksanaan.
·
Penyelesaian.
v Evaluasi
Untuk
mengetahui hasil perkemahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk masa-masa
mendatang, kita dapat mengevaluasi dengan :
·
Mencatat prestasi
kegiatan peserta didik (perorangan maupun beregu) selama berkemah.
·
Mengajukan pertanyaan
kepada peserta.
·
Perubahan sikap
(sebelum dan sesudah berkemah)
·
Melihat kesehatan
peserta didik.
·
Kekurangan dan
kesalahan serta hambatan di catat guna perbaikan.
·
Menyusun laporan hasil
berkemah merupakan suatu kewajiban Pembina Pramuka untuk di sampaikan kepada
orang tua peserta didik.
Perkemahan sebagai alat pendidikan dalam
kegiatan kepramukaan harus dapat memenuhi norma-norma dan peraturan serta
persyaratan perkemahan yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan akan nila-nilai
pendidikan, perlu di buat program dan di susun secara kegiatan dalam perkemahan
dengan cara pelaksanaan yang tepat, teratur, tertib serta meningkat. Melalui
berkemah kita telah melaksanakan sistem among dan kegiatan menarik yang
mengandung pendidikan.
2.2.2 Api Unggun Sebagai Alat Pendidikan
Kehidupan nenek moyang kita semenjak
zaman dahulu kala tidak pernah melupakan api unggun setiap malam untuk dipakai
sebagai tempat pertemuan. Di samping itu api unggun di pakai sebagai penghangat
badan dan menjauhkan binatang buas, juga di pakai sebagai tempat untuk
bermusyawarah, menghakimi pelanggaran, memasak, bergembira,dsb.Penyusunan
onggokan kayu dilakukan oleh orang-orang termuda dalam api unggun itu sesuai
dengan bahan yang ada di tempat itu.Cara berapi unggun perlu di hidup suburkan
di kalangan Pramuka kecuali dipakai pengingat sejarah nenek moyang juga di
pakai sebagai alat pendidikan.
v Tujuan
·
Untuk mendidik sehingga
menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri sendiri melalui cara berpentas.
v Isi
·
Resmi,
api unggun ini digunakan untuk upacara khidmat
umpama pelantikan. Suasana riang gembira hanya sedikit.
2. Api unggun biasa, untuk keperluan
hiburan, suasana riang gembira, pramuka boleh bebas dalam batas-batas
ketertiban dan kesopanan.
·
Nilai
pendidikan dalam api unggun
1. Mempererat
persaudaraan.
2. Memupuk
kerja sama (gotong royong).
3. Menambah
rasa keberanian dan percaya diri.
4. Membuat
suasana kegembiraan dan kebebasan.
5. Mengembangkan
bakat.
6. Memupuk
perilaku disiplin bagi pelaku dan penonton.
·
Bentuk
api unggun
1. Asli, api
unggun yang di buat dari unggun kayu dan diselenggarakan di tempat terbuka.
2. Tiruan, api
unggun yang di buat bukan dari kayu dan di gunakan dalam ruangan/musim hujan.
Mempergunakan lampu listrik yang di selubungi dengan kertas merah yang dibuat
seperti lidah api kemudian di tiup oleh kipas.
·
Syarat-syarat
tempat
1. Medan
terbuka, berupa lapangan yang cukup luas.
2. Tanahnya
luas dan permukaan rata.
3. Suasana
sekitar lapangan tenang.
4. Terlindung
dari angin keras.
·
Macam-macam
bentuk api unggun
1. Bentuk piramida
segitiga, kayu di susun segitiga sama sisi, makin
ke atas segitiga makin kecil. Di tengah di beri bahan yang mudah terbakar.
2. Bentuk piramida
bujursangkar, kayu di bentuk bujursangkar, di susun
makin ke atas makin kecil. Di tengah di beri bahan yang mudah terbakar.
3. Bentuk pagoda tegak, kayu
basah atau kering di tegakkan, di tengah-tengah di beri patok dan bahan yang
mudah terbakar.
4. Bentuk pagoda roboh, ujung
kayu bertemu di tengah, digunakan kalau bentuk kayunya bermacam-macam.
5. Bentuk kursi, 2
kayu basah dipancangkan dan yang lain di susun menurut bentuk kursi.
Kegiatan api unggun perlu sering
diselenggarakan untuk lebih memanfaatkan dalam membantu proses pembelajaran
pesrta didik. Sesudah selesai api unggun, tidak boleh terlihat bekas adanya api
unggun tersebut.Sisa kayu dan abu harus dipindahkan, tempat harus bersih
seperti semula.
2.2.3 Upacara Sebagai Alat Pendidikan
Orang akan bangga dalam mengikuti
upacara jika ada acara yang menyenangkan, terutama bagi dirinya atau
kelompoknya, misalnya : pemberian tanda penghargaan, pelantikan, peresmian
kenaikan pangkat, dsb. Kegiatan upacara merupakan salah satu alat pendidikan
yang penting dalam membina anak dan pemuda untuk mencapai tujuan gerakan
pramuka. Oleh karena itu, setiap pembina pramuka berkewajiban mengusahakan agar
upacara menjadi kegiatan menarik dan mengandung pendidikan, dengan jalan
membuat variasi yang tidak menyimpang dari petunjuk yang ada.
v Pengertian
·
Upacara adalah
serangkaian perbuatan yang di tata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib
di laksanakan dengan khidmat dan tertib, sehingga merupakan kegiatan teratur
untuk menciptakan kebiasaan yang mengarah kepada budi pekerti luhur.
v Tujuan
dan Sasaran
·
Tujuan :
Membentuk
manusia patriot Indonesia yang berbudi pekerti luhur dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
·
Sasaran :
1) Memiliki
rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan agama.
2) Memiliki
rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi.
3) Memiliki
jiwa gotong royong dan percaya diri.
4) Selalu
tertib dalam hidupnya sehari-hari.
5) Dapat
memimpin dan di pimpin.
6) Dapat
melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
7) Meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
v Acara
Pokok
·
Upacara dalam satuan
gerakan pramuka harus ada :
1) Pengibaran
dan penghormatan bendera Sang Merah Putih.
2) Pembacaan
Pancasila.
3) Pembacaan
ketentuan moral Pramuka.
4) Do’a.
5) Bentuk
barisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
·
Upacara di luar gerakan
pramuka dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyelenggara upacara dan berlaku
secara umum.
v Macam-macam
Upacara dalam Gerakan Pramuka
·
Upacara Umum.
·
Upacara Pembukaan dan
Penutupan Latihan.
·
Upacara Pelantikan.
·
Upacara Kenaikan
Tingkat Kecakapan.
·
Upacara Pindah Golongan
·
Upacara Meninggalkan
Ambalan atau Racana.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan
bahwa:
v Gerakan
Pramuka adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan sarat akan manfaat dalam
pendidikan terutama pembentukan karakter dari peserta didik. Namun kegiatan
pramuka ini tidak semata dapat di ikuti oleh golongan anak-anak saja, melainkan
dapat di ikuti oleh golongan pemuda dan orang dewasa.
v Pendidikan
Kepramukaan sangatlah memiliki peranan yang amat penting dalam dunia
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan perkemahan, kegiatan api
unggun, serta kegiatan upacara. Dimana dalam setiap kegiatan tersebut memiliki
manfaat tersendiri.
·
Kegiatan Perkemahan :
melatih kemandirian.
·
Kegiatan Api Unggun :
melatih keberanian.
·
Kegiatan Upacara :
melatih kedisiplinan.
3.2 Saran
v Kegiatan
pramuka perlu di perkenalkan sejak usia dini pada peserta didik, misalnya pada
masa sekolah dasar (SD). Apalagi kini untuk di sekolah dasar kegiatan pramuka
di wajibkan untuk diikuti oleh setiap peserta didik terutama mulai dari kelas 3
sekolah dasar (SD). Sebab manfaatnya sangatlah baik bagi peserta didik dalam
pembentukan karakternya.
v Pelaksanaan kegiatan pramuka hendaknya di
kemas dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan dan riang gembira namun tetap
memegang prinsip kedisiplinan sehingga kegiatan tersebut tidak membuat peserta
didik merasa jenuh dan bosan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar