Kamis, 19 Juni 2014

Gerakan Pramuka



BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Pramuka, atau sering juga disebut pandu atau kepanduan (Bahasa Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pemuda yang telah merambah ke seluruh dunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan.
Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania raya dan William Alexander Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama di kepulauan Brownsea, Inggris.Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.
Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.

1.2        Rumusan Masalah
v  Apakah gerakan kepramukaaan itu?
v  Bagaimana peran gerakan kepramukaan dalam dunia pendidikan?

1.3        Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa peran gerakan kepramukaan itu dalam konteks pendidikan.

1.4       Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai gerakan pramuka dan perannya dalam dunia pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Gerakan Kepramukaan

            2.1.1    Pengertian Gerakan Pramuka
Kalau kita baca dalam buku “B-P’s Out Lock”, di dalamnya terdapat pendapat dari pencipta pendidikan kepramukaan, Lord Baden Powell, yang berbunyi sebagai berikut : “Scouting is a not science to be solemnly studied, NOR is it a collection of doctrine and texts.No!It is a jolly game in the out of doors,where boy-men and boy can go adventuring together as leader and youhger brothers picking up health and happiness, handicraft and help fulness”.
Artinya:
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.
                        Kalau kita pelajari lebih lanjut dan secara mendalam tentang kepramukaan itu akhirnya dapat mengatakan pada hakekatnya KEPRAMUKAAN adalah:
v  Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa;
v  Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar pendidikan keluarga;
v  Dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
Kepramukaan sebagai proses pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat di pertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan sehingga kegiatannya harus berencana, di persiapkan, dilaksanakan, dan dapat di nilai dari segi pendidikan dan kejiwaan.

2.1.2    Sifat Gerakan Pramuka
                        Resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924, di Kopenhagen, Denmark.Menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat atau tiga ciri khas yaitu :
v  Nasional, yang berarti bahwa suatu organisasi menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara itu. Bahkan di Indonesia yang sangat luas wilayahnya ini; pendidikan kepramukaan disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan masyarakat setempat. Inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah dan negara-negara lain.
v  Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan pengembangan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa.
v  Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat di pergunakan dimana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksaan pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.

2.1.3    Fungsi Gerakan Pramuka
                        Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
v  Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik (game) disini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu game disini berarti permainan yang mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan hanya sekedar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
v  Pengabdian (job) bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyaikewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
v  Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

2.1.4    Pola Umum Gerakan Pramuka
v  Pengertian
Pola umum gerakan pramuka adalah kerangka tatacara pelaksanaan usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya. Pola ini meliputi segala bidang dalam Gerakan Pramuka, dan berlaku untuk semua jajaran dimana saja, serta dalam waktu kapan saja.


v  Tujuan dan Fungsi
·         Tujuan dibuatnya pola umum adalah untuk memantapkan pengelolaan Gerakan Pramuka dan memperlancar pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka.
·         Pola umum berfungsi sebagai dasar dan pola kebijaksanaan dalam penyusunan rencana kerja, program kerja dan rencana kegiatan Kwartir dan satuan Pramuka, serta sebagai pegangan dan tuntutan para pelaksana pengelola Gerakan Pramuka. Dengan adanya pola umum maka gerak langkah pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, dimana pun dan bilamanapun selalu sama atau senada.
v  Isi Pola Umum
·         Landasan
a.       Idiil : Pancasila dan UUD ’45.
b.      Konstitusional dan struktural :
1.      UUD ’45.
2.      Keppres RI No.233/61 jo Keppres RI No.12/71.
3.      Undang-undang lainnya.
c.       Konsepsional :
1.      Hakekat Gerakan Pramuka.
2.      Tujuan Gerakan Pramuka.
3.      Kedudukan dan peran Majelis Pembimbing.
4.      Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
5.      Asas pembangunan nasional.
d.      Operasional :
1.      Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan.
2.      Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka.
3.      Keputusan Kwarnas.
e.       Moral, mental, spiritual : Satya dan Darma Pramuka.
·         Arah Pengembangan
a.    Peningkatan Ketahanan Nasional.
b.    Pembinaan Daya Tahan Masyarakat.
1.      Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
2.      Pembangunan Nasional sesuai dengan GBHN.
3.      Pendidikan nasional melalui pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan formal.
4.      Penyelarasan pengembangan Gerakan Pramuka dengan pembinaan dan pengembangan generasi muda.
5.      Pembangunan masyarakat.

·         Strategi
a.       Strategi Gerakan Pramuka adalah kebijaksanaan dan siasat (pengarahan) pimpinan Gerakan Pramuka dalam:
1.      Penyiapan.
2.      Pengelolaan.
3.      Penggunaan.
b.      Untuk itu digunakan “pendekatan secara manajemen”, yaitu semua usaha dilakukan dengan mengikuti pola manajemen (menggunakan Sistem Perencanaan Pemrograman dan Anggaran).
c.       Kebijaksanaan pengembangan jumlah dan mutu anggota itu diatur dengan sistem Pendidikan Gerakan Pramuka.
·         Macam
a.       Pola umum jangka panjang (minimum 10 tahun).
b.      Pola umum jangka sedang (Renja untuk satu masa bakti).
c.       Pola umum jangka pendek (Progja untuk satu tahun).
v  Pola Dasar Pendidikan
·         Dalam Pola Umum Jangka Panjang terdapat :
a.       Kebijaksanaan umum pimpinan, yang berisi pokok kebijaksanaan pimpinan dalam mengembangkan Gerakan Pramuka, dengan memperhatikan tugas pokok Gerakan Pramuka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b.      Pola dasar :
1.      Pendidikan dalam Gerakan Pramuka.
2.      Pelaksanaan kegiatan.
3.      Pembinaan umum (tenaga, sasaran, perlengkapan, keuangan).
4.      Pembangunan sarana fisik.
5.      Pengembangan usaha dan koperasi.
c.       Sasaran pembinaan peserta didik, yaitu :
1.      Pembinaan rohani dan ketaqwaan kepada Tuhan.
2.      Pembinaan jasmani.
3.      Peningkatan kecerdasan, ketrampilan, dan ketangkasan.
4.      Pembinaan jiwa kepemimpinan.
5.      Pembinaan pengetahuan, kebudayaan, dan patroitisme.
6.      Menambah pengalaman.
7.      Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan kesadaran untuk membangun.
·         Pola dasar pendidikan dalam Gerakan Pramuka berisi sistem pendidkan yang menyeluruh dan terpadu.
a.         Proses pendidkan bagi peserta didik :
1.      Menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, sistem among, dan saling asah, asih, dan asuh.
2.      Dilakukan melalui :
                                                                                                                                   i.            Pendidikan yang diatur dengan SKU, SKK, dan Syarat Pramuka Garuda.
                                                                                                                                 ii.            Kegiatan dan pertemuan, seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat, Raimuna, PW, dll
3.      Diarahkan pada pencapaian sasaran dan tujuan Gerakan Pramuka.
b.    Proses pendidikan bagi anggota dewasa dalam bentuk :
1.     Pendidikan Kursus :
§  Umum :
ü  Kursus Oriental.
ü  Kursus Pembina Pramuka Mahir.
§  Khusus :
ü  Kursus Pelatihan Pembina Pramuka.
ü  Kursus Andalan.
ü  Kursus Pengelola Kwartir.
ü  Kursus Pamong Saka.
ü  Kursus Kader Koperasi.
ü  Kursus Pendidikan Kependudukan.
ü  Kursus Instruktur
ü  Kursus Keterampilan, dll.
2.       Pertemuan :
§  Karang Pamitran.
§  Musyawarah.
§  Lokakarya, seminar, dll.
3.       Diarahkan pada peningkatan pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan pengalaman agar agar mampu melaksanakan tugasnya, guna menunjang usaha tercapainya sasaran dan tujuan Gerakan Pramuka.


2.2       Peran Gerakan Kepramukaan Dalam Dunia Pendidikan

2.2.1    Perkemahan Sebagai Alat Pendidikan
Kita ketahui bahwa perkemahan merupakan suatu kegiatan yang amat menarik bagi anak dan pemuda. Pada liburan sekolah mereka meninggalkan rumah, pergi ke alam bebas dan disana mendirikan tenda untuk berkemah. Dengan riang gembira semua acara mereka lakukan dengan bekerja sama secara berkelompok. Alat keperluan kemah mereka buat sendiri dengan memanfaatkan bahan yang ada di alam sekitarnya sebanyak mungkin tanpa merusak lingkungan. Dalam perkemahan mereka bermain, bertualang, menjelajah, mengamati dan menyelidiki, berlatih dan menyiapkan segala keperluan  untuk hidup sehari-hari selama berkemah. Suasana yang baik itu oleh pembina di arahkan untuk maksud-maksud pendidikan. Melalui berkemah kita mendidik merelakan banyak hal.
v  Maksud dan Tujuan
·         Perkemahan dalam Gerakan Pramuka mempunyai maksud :
a.         Mempraktekkan sistem beregu.
b.        Mempraktekan prinsip swadaya dan keprasahajaan hidup.
c.         Mempraktekkan pembinaan jasmani dan rohani.
d.        Mempraktekkan pembinaan hidup beragama.
e.         Menjadi alat untuk mengamati pribadi peserta didik.
·         Perkemahan mempunyai tujuan :
a.         Meningkatkan keyakinan dan ketaqwaan terhadap Tuhan.
b.        Membina mental dan kepercayaan pada diri sendiri.
c.         Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh.
d.        Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan, dan keterampilan.
e.         Membina kerja sama, gotng royong, dan kerukunan.
f.         Melatih hidup prasahaja dan berswadaya.
g.        Memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman.
h.        Menanamkan kecintaan pada tanah air dan menumbuhkan kesadaran untuk berbakti.
v  Macam Perkemahan
·         Menurut waktunya,perkemahan kita bagi dalam :
a.         Perkemahan satu hari (PERSARI).
b.        Perkemahan sabtu minggu (PERSAMI).
c.         Perkemahan lebih dari 3 hari.
·         Menurut tempat berkemah, di bagi dalam :
a.         Perkemahan tetap, dari awal sampai akhir tetap di tempat itu.
b.        Perkemahan safari, berpindah-pindah tempat.

·         Menurut tujuan, perkemahan kita bagi dalam :
a.         Perkemahan untuk berlomba.
b.        Perkemahan untuk persahabatan dengan acara santai.
c.         Perkemahan untuk berkarya (menyelesaikan proyek).
d.        Perkemahan untuk penyelidikan alam dan lingkungannya.
e.         Perkemahan untuk rekreasi.
·         Menurut jumlah peserta dan tingkatnya, perkemahan di bagi dalam:
a.       Perkemahan 2 orang (perkemahan pengembaraan penegak).
b.      Perkemahan satu regu Penggalang.
c.         Perkemahan satuan perindukan Siaga/pasukan Penggalang/ambalan Penegak/racana Pendega.
d.        Perkemahan tingkat Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Kawasan/Dunia.
v  Pelaksanaan Perkemahan
·         Persiapan.
·         Pelaksana.
·         Acara.
·         Pelaksanaan.
·         Penyelesaian.
v  Evaluasi
Untuk mengetahui hasil perkemahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk masa-masa mendatang, kita dapat mengevaluasi dengan :
·         Mencatat prestasi kegiatan peserta didik (perorangan maupun beregu) selama berkemah.
·         Mengajukan pertanyaan kepada peserta.
·         Perubahan sikap (sebelum dan sesudah berkemah)
·         Melihat kesehatan peserta didik.
·         Kekurangan dan kesalahan serta hambatan di catat guna perbaikan.
·         Menyusun laporan hasil berkemah merupakan suatu kewajiban Pembina Pramuka untuk di sampaikan kepada orang tua peserta didik.
Perkemahan sebagai alat pendidikan dalam kegiatan kepramukaan harus dapat memenuhi norma-norma dan peraturan serta persyaratan perkemahan yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan akan nila-nilai pendidikan, perlu di buat program dan di susun secara kegiatan dalam perkemahan dengan cara pelaksanaan yang tepat, teratur, tertib serta meningkat. Melalui berkemah kita telah melaksanakan sistem among dan kegiatan menarik yang mengandung pendidikan.
2.2.2    Api Unggun Sebagai Alat Pendidikan
Kehidupan nenek moyang kita semenjak zaman dahulu kala tidak pernah melupakan api unggun setiap malam untuk dipakai sebagai tempat pertemuan. Di samping itu api unggun di pakai sebagai penghangat badan dan menjauhkan binatang buas, juga di pakai sebagai tempat untuk bermusyawarah, menghakimi pelanggaran, memasak, bergembira,dsb.Penyusunan onggokan kayu dilakukan oleh orang-orang termuda dalam api unggun itu sesuai dengan bahan yang ada di tempat itu.Cara berapi unggun perlu di hidup suburkan di kalangan Pramuka kecuali dipakai pengingat sejarah nenek moyang juga di pakai sebagai alat pendidikan.
v  Tujuan
·         Untuk mendidik sehingga menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri sendiri melalui cara berpentas.
v  Isi
·         Resmi, api unggun ini digunakan untuk upacara khidmat umpama pelantikan. Suasana riang gembira hanya sedikit.
2.  Api unggun biasa, untuk keperluan hiburan, suasana riang gembira, pramuka boleh bebas dalam batas-batas ketertiban dan kesopanan.
·         Nilai pendidikan dalam api unggun
1.      Mempererat persaudaraan.
2.      Memupuk kerja sama (gotong royong).
3.      Menambah rasa keberanian dan percaya diri.
4.      Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.
5.      Mengembangkan bakat.
6.      Memupuk perilaku disiplin bagi pelaku dan penonton.
·         Bentuk api unggun
1.      Asli, api unggun yang di buat dari unggun kayu dan diselenggarakan di tempat terbuka.
2.      Tiruan, api unggun yang di buat bukan dari kayu dan di gunakan dalam ruangan/musim hujan. Mempergunakan lampu listrik yang di selubungi dengan kertas merah yang dibuat seperti lidah api kemudian di tiup oleh kipas.
·         Syarat-syarat tempat
1.      Medan terbuka, berupa lapangan yang cukup luas.
2.      Tanahnya luas dan permukaan rata.
3.      Suasana sekitar lapangan tenang.
4.      Terlindung dari angin keras.
·         Macam-macam bentuk api unggun
1.      Bentuk piramida segitiga, kayu di susun segitiga sama sisi, makin ke atas segitiga makin kecil. Di tengah di beri bahan yang mudah terbakar.
2.      Bentuk piramida bujursangkar, kayu di bentuk bujursangkar, di susun makin ke atas makin kecil. Di tengah di beri bahan yang mudah terbakar.
3.      Bentuk pagoda tegak, kayu basah atau kering di tegakkan, di tengah-tengah di beri patok dan bahan yang mudah terbakar.
4.      Bentuk pagoda roboh, ujung kayu bertemu di tengah, digunakan kalau bentuk kayunya bermacam-macam.
5.      Bentuk kursi, 2 kayu basah dipancangkan dan yang lain di susun menurut bentuk kursi.
Kegiatan api unggun perlu sering diselenggarakan untuk lebih memanfaatkan dalam membantu proses pembelajaran pesrta didik. Sesudah selesai api unggun, tidak boleh terlihat bekas adanya api unggun tersebut.Sisa kayu dan abu harus dipindahkan, tempat harus bersih seperti semula.

2.2.3    Upacara Sebagai Alat Pendidikan
Orang akan bangga dalam mengikuti upacara jika ada acara yang menyenangkan, terutama bagi dirinya atau kelompoknya, misalnya : pemberian tanda penghargaan, pelantikan, peresmian kenaikan pangkat, dsb. Kegiatan upacara merupakan salah satu alat pendidikan yang penting dalam membina anak dan pemuda untuk mencapai tujuan gerakan pramuka. Oleh karena itu, setiap pembina pramuka berkewajiban mengusahakan agar upacara menjadi kegiatan menarik dan mengandung pendidikan, dengan jalan membuat variasi yang tidak menyimpang dari petunjuk yang ada.
v  Pengertian
·         Upacara adalah serangkaian perbuatan yang di tata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib di laksanakan dengan khidmat dan tertib, sehingga merupakan kegiatan teratur untuk menciptakan kebiasaan yang mengarah kepada budi pekerti luhur.
v  Tujuan dan Sasaran
·         Tujuan :
Membentuk manusia patriot Indonesia yang berbudi pekerti luhur dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Sasaran :
1)      Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan agama.
2)      Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi.
3)      Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri.
4)      Selalu tertib dalam hidupnya sehari-hari.
5)      Dapat memimpin dan di pimpin.
6)      Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
7)      Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


v  Acara Pokok
·         Upacara dalam satuan gerakan pramuka harus ada :
1)      Pengibaran dan penghormatan bendera Sang Merah Putih.
2)      Pembacaan Pancasila.
3)      Pembacaan ketentuan moral Pramuka.
4)      Do’a.
5)      Bentuk barisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
·         Upacara di luar gerakan pramuka dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyelenggara upacara dan berlaku secara umum.
v  Macam-macam Upacara dalam Gerakan Pramuka
·         Upacara Umum.
·         Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan.
·         Upacara Pelantikan.
·         Upacara Kenaikan Tingkat Kecakapan.
·         Upacara Pindah Golongan
·         Upacara Meninggalkan Ambalan atau Racana.


BAB III
PENUTUP


3.1       Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa:
v  Gerakan Pramuka adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan sarat akan manfaat dalam pendidikan terutama pembentukan karakter dari peserta didik. Namun kegiatan pramuka ini tidak semata dapat di ikuti oleh golongan anak-anak saja, melainkan dapat di ikuti oleh golongan pemuda dan orang dewasa.
v  Pendidikan Kepramukaan sangatlah memiliki peranan yang amat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan perkemahan, kegiatan api unggun, serta kegiatan upacara. Dimana dalam setiap kegiatan tersebut memiliki manfaat tersendiri.
·         Kegiatan Perkemahan : melatih kemandirian.
·         Kegiatan Api Unggun : melatih keberanian.
·         Kegiatan Upacara : melatih kedisiplinan.
3.2       Saran
v  Kegiatan pramuka perlu di perkenalkan sejak usia dini pada peserta didik, misalnya pada masa sekolah dasar (SD). Apalagi kini untuk di sekolah dasar kegiatan pramuka di wajibkan untuk diikuti oleh setiap peserta didik terutama mulai dari kelas 3 sekolah dasar (SD). Sebab manfaatnya sangatlah baik bagi peserta didik dalam pembentukan karakternya.
v   Pelaksanaan kegiatan pramuka hendaknya di kemas dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan dan riang gembira namun tetap memegang prinsip kedisiplinan sehingga kegiatan tersebut tidak membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar