Kamis, 19 Juni 2014

media



Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
 Pengertian Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :

  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang  menentukan hasil  belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan  ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

Tujuan menggunakan media pembelajaran :

Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
-          mempermudah proses belajar-mengajar
-          meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
-          menjaga relevansi dengan tujuan belajar
-          membantu konsentrasi mahasiswa
-          Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
-          Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
-          Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
-          Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat  dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.

Pentingnya Media Pembelajaran

Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainaya tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta media pembelajaran. Pada kenyataannnya, apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai bahkan terjadi noises dalam komunikasi antara pengajar dan pelajar. Hal tersebut diatas masih sering dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.
Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik. Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Bila alat/media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.












Media Pembelajaran

Oleh : Akhmad Sudrajat
media pembelajaranMedia berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
  2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media
1
2
3
4
5
6
Gambar Diam
S
T
S
S
R
R
Gambar Hidup
S
T
T
T
S
S
Televisi
S
S
T
S
R
S
Obyek Tiga Dimensi
R
T
R
R
R
R
Rekaman Audio
S
R
R
S
R
S
Programmed Instruction
S
S
S
T
R
S
Demonstrasi
R
S
R
T
S
S
Buku teks tercetak
S
R
S
S
R
S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.















LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
1. Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada langkah persiapan diantaranya:
  • membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan digunakan.
  • mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan,
  • menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.
2. Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti:
  • yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan.
  • jelaskan tujuan yang akan dicapai,
  • jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran,
  • hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.
3. Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.



KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

A.    PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan terampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan karakteristiknya. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah pada pembuatan taksonomi media pendidikan/pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi da efektifitas proses dan hasil pembelajaran.
B.      RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas, kami membuat permasalahan :
1.      Apa saja klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli?
2.      Apa saja karakteristik media pembelajaran berdasarkan klasifikasinya, kelebihan serta kekurangannya?
C.    PEMBAHASAN
1.      Media pembelajaran diklasifikasi menurut para ahli
Tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu :
a.       Menurut Wilbur Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu: (1) liputan luas dan serentak, seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan computer dan telepon.
b.      Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonsrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin bajat. Ketujuh media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut herarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik.
c.       Menurut Allen, terdapat Sembilan kelompok media, yaitu visual diam, film, televise, obyek 3 D, rekaman, pelajaran berprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Disamping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info factual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, ketrampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar.
d.      Menurut Gerlach dan Ely media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas kedelapan kelompok yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
e.       Menurut Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta komplek, tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi 2 D, media tanpa proyeksi 3 D, media audio, media proyeksi televise, video dan komputer.[1]
2.      Karakteristik media pembelajaran berdasarkan klasifikasinya, kelebihan serta kekurangannya
-          Kelompok Media
1.      Kelompok Kesatu
a.    Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan, penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol atau gambar. Yang termasuk media grafis antara lain grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flannel, bulletin board.
-          Kelemahan media grafis
1.      Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
2.      Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa
3.      Pembuatannya mudah dan harganya murah
-          Kelemahan media grafis
1.      Membutuhkan ketrampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks
2.      Penyajian pesan hanya berupa unsur visual
b.   Media Bahan Cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing, media ini menyajikan pesan melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis-jenis media ini antara lain buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.
-          Kelebihan media bahan cetak
1.      Dapat menyajikan informasi atau pesan dalam jumlah banyak
2.      Dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat dan kecapatan masing-masing
3.      Dapat dipelajari kapan saja dan dimana saja
4.      Perbaikan atau revisi mudah dilakukan
-          Kelemahan media bahan cetak
1.      Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama
2.      Bahan cetak yang tebal, bisa membosankan dan mematikan minat baca siswa
3.      Apabila bahannya jelek, akan mudah rusak dan sobek
c.    Media gambar diam, adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media ini adalah foto.
-          Kelebihan media gambar diam
1.      Dibanding dengan grafis, media foto lebih nyata
2.      Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari obyek yang sebenarnya
3.      Pembuatannya mudah dan harganya murah
-          Kelemahan media gambar diam
1.      Biasanya ukurannya terbatas, sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar
2.      Perbandingan yang kurang tepat dari suatu obyek, akan menimbulkan kesalahan persepsi
2.      Kelompok Kedua
a.       Media media proyeksi diam, adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksikan tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan film strip.
-          Kelebihan media proyeksi diam
1.      Dapat digunakan untuk menyaksikan pesan disemua ukuran ruangan kelas
2.      Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkret
3.      Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara
-          Kelemahan media proyeksi diam
1.      Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiaannya
2.      Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya
3.      Kelompok Ketiga
a.       Media Audio adalah media yang menyampaikan pesannya hanya dapat diterima oleh media pendengar. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang audiktif yang berupa kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media ini antara lain diantaranya media audio, dan media alat perekam pita magnetif.
-          Kelebihan media audio
1.      Memiliki variasi program yang cukup banyak
2.      Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa
3.      Sangat efektif untuk pembejaran bahasa
4.      Penggandaan programnya sangat mudah
-          Kelemahan media audio
1.      Sifat komunikasinya hanya satu arah
2.      Daya jangkauannya terbatas
4.      Kelompok Keempat
a.       Media Audio Visual Diam, adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra penglihatan dan pendengaran, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide, film strip bersuara, dan halaman bersuara. Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara, pada media audio visual diam.
5.      Kelompok Kelima
a.       Film (Motion Pictures), disebut juga gambar hidup yaitu serangkaian gambar yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual bergerak karena film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.
-          Kelebihan media film
1.      Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa
2.      Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
3.      Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
4.      Memberikan kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sifat siswa
-          Kelemahan media film
1.      Harga produksinya cukup mahal
2.      Pembuatannya mmbutuhkan banyak waktu dan tenaga
3.      Memerlukan operator khusus
6.      Kelompok Keenam
a.       Televisi adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audio visual dan gerak.
-          Kelebihan media televisi
1.      Informasi yang disampaikan lebih aktual
2.      Jangkauan penyebarannya sangat luas
3.      Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
4.      Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
-          Kelemahan media televisi
1.      Programnya tidak dapat diulang sesuai kebutuhan
2.      Sifat komunikasinya hanya satu arah
7.      Kelompok Ketujuh
a.       Multi Media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.
-          Kelebihan multi media
1.      Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media
2.      Dapat menghilangkan kebosanan karena media yang digunakan sangat berfariasi
-          Kelemahan multi media
1.      Biaya cukup mahal
2.      Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang professional.[2]
D.    KESIMPULAN
1.    a. Menurut Wilbur Schramm, media digolongkan menjadi media rumit,
    mahal, dan media sederhana.
b.    Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonsrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin bajat.
c.    Menurut Allen, terdapat Sembilan kelompok media, yaitu visual diam, film, televise, obyek 3 D, rekaman, pelajaran berprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan.
d.   Menurut Gerlach dan Ely media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
e.    Menurut Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta komplek, tidaknya alat dan perlengkapannya.
2.    a. Kelompok Kesatu; media grafis, bahan cetak dan gambar diam,
b.    Kelompok kedua; media proyeksi diam
c.    Kelompok ketiga; media audio
d.   Kelompok keempat; media audio visual
e.    Kelompok kelima; film
f.     Kelompok keenam; televisi
g.    Kelompok ketujuh; multi media

DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2125035-klasifikasi-media-pembelajaran.html diakses Kamis, 14 April 2011 jam 09.57 WIB
Susilana, Rudi., & Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prim



















Pemanfaatan Multi Media Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Prof. Dr. Mustaji, M.Pd.
 Pengantar
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Sampai saat ini, menurut TofFler, perkembangan tersebut telah mencapai gelombang yang ketiga. Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi pertanian, dimana era pertanian ini telah berlangsung selama ratusan ribu tahun yang lalu bahkan sampai sekarang. Gelombang kedua timbul dalam bentuk teknologi industri, era industri ini telah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu sampai sekarang. Kini, gelombang ketiga yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi elektronika dan informatika. Perubahan dari era industri ke era informasi (global) ini hanya berlangsung dalam hitungan waktu tidak lebih dari setengah abad (Dryden dan Voss, 1999).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk susuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Fungsi teknologi informasi dan Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti untuk dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada kondisi riil, teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan nantinya berfungsi sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai infrastruktur pendidikan
Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan
Ada berbagai tren yang berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks sekolah, tentunya dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses sumber belajar online. Berikut ini adalah tren yang berkembang sebagaimana disarikan dari artikel Newer Technologies for the Learning Society (C.Villanueva, 2000).
  1. Secara umum, pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih sangat terbatas. Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah dimanfaatkan secara meluas. Aktivitas Online melibatkan internet dan intranet lebih banyak digunakan untuk keperluan komunikasi daripada sarana pendidikan interaktif.
  2. Model pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka dan aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
  3. Pendidikan jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu synchronous mode di mana peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang bersamaan dan asynchronous mode di mana para peserta belajar atau berkomunikasi secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere learning). Dalam kenyataannya pertemuan tatap muka atau interakasi (synchronous) masih diperlukan untuk menunjang belajar mandiri dan asynchronous agar belajar dapat lebih efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi komputer.
  4. TIK sudah menjadi suatu daya penggerak perubahan bidang pendidikan dan mereka adalah suatu bagian integratif dari kebijakan dan rencana pendidikan nasional. Bukti yang berkembang menunjukkan semakin banyak negara yang mulai melengkapi sekolah mereka dengan komputer untuk mencapai reformasi sekolah atau usaha peningkatan sekolah atau bahkan untuk memberi sekolah mereka suatu penampilan modern dan bertenologi. Bagaimanapun, dalam posisi ini banyak pendidik yang melihat teknologi online sebagai suatu jalan untuk pengajaran, pelajaran, dan praktek penguasaan baru, hanya mempunyai sedikit informasi tentang potensi dan penggunaan otentik dari ICT dalam pendidikan. Pengalaman menunjukkan bahwa pengenalan tentang teknologi di sekolah mengalami tiga fasa, yakni suatu tahap penggantian di mana praktek tradisional masih terjadi tetapi teknologi baru digunakan; suatu tahap transisi di mana praktek baru mulai muncul dan praktek lama dipertanyakan; dan suatu tahap transformasi di mana teknologi memungkinkan praktek baru dan praktek lama menjadi usang. Jika pendidik meminta dengan tegas atas penggunapan TIK sebagai pengganti praktek yang ada, mereka tidak dapat berperan untuk memecahkan permasalahan di bidang pendidikan yang saat ini mereka temui.
  5. Pengenalan TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih positif terhadap sekolah pada diri siswa. Karena TKI dan belajar berbasis web menawarkan keaneka ragaman yang lebih besar dari tujuan, proyek, aktivitas, dan latihan dalam pembelajaran dibanding kelas tradisional, minat dan motivasi siswapun meningkat secara nyata. Para guru dan siswa terangsang karena pengajaran menjadi lebih dinamis yang memperluas visi mereka seperti halnya akses ke bahan belajar dan perangkat lunak bidang pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para guru kelihatannya termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal pembelajaran menghubungkan para guru kepada sejumlah racangan pelajaran, panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet oleh institusi pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
  6. Kelas online cenderung untuk menjadi lebih sukses jika TIK dikombinasikan dengan suatu ilmu pendidikan yang tepat. Gelanggang pendidikan dari pembelajaran online masih sangat muda. Saat banyak institusi yang menawarkan kursus online, pemahaman mendalam tentang isu pedagogis yang berhubungan dengan pendidikan online masih belum diselidiki secara mendalam. Banyak kursus online yang hanya halaman web dikombinasikan dengan e-mail dan ruangan chatting tanpa landasan pedagogis. Pengalaman-pengalaman sukses menunjukkan bahwa telah ada suatu penurunan dari aktivitas dipandu guru seperti halnya penurunan jumlah pembelajaran tatap muka dan bergerak ke arah aktivitas yang berbentuk proyek dan pembelajaran mandiri sebagai hasil pemanfaatan TIK.
  7. Pembelajaran online memungkinkan siswa mempunyai kendali lebih besar terhadap kegiatan dan isi pembelajaran. Lingkungan online mennempatkan siswa di tengah-tengah pengalaman belajar. Pada pembelajaran tradisional, pengulangan digunakan berkali-kali dengan memperkenalkan informasi yang sangat serupa dalam format berbeda atau dengan menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda. Padahal banyak siswa tidak suka latihan yang berulang-ulang. Internet mendorong siswa untuk menggali informasi dan contoh praktis. Hypermedia dan multimedia memudahkan pendekatan yang belum pernah terjadi pada pembelajaran tradisional. Internet mempromosikan suatu alternatif jenis belajar dengan melakukan (learning by doing) di manapara siswa diminta untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan situasi hidup nyata. Teknologi menyampaikan informasi dengan penekanan pada penciptaan dan explorasi aktif terhadap pengetahuan dibandingkan transfer informasi searah, yang memungkinkan siswa tersebut untuk menggunakan secara penuh kemampuan kognitif mereka sendiri.
  8. Corak interaktif sumber belajar memungkinkan siswa untuk terus meningkatkan keterlibatannya dengan pengembangan isi dan dengan demikian berperan dalam suatu situasi belajar yang lebih otentik. Sebagai contoh, para siswa dapat mengakses perpustakaan maya di seluruh dunia. Dengan demikian mereka mempunyai akses ke sejumlah besar informasi dan sumber belajar yang luas yang tidak dapat dicapai dalam seting pembelajaran yang tunggal. Sejauh yang terkait dengan guru, sejumlah besar sumber belajar yang diletakkan di Internet telah membantu guru dalam menghadapi tantangan mengajar sehari-hari. Para guru dapat saling betukar rencangan pembelajaran, teknik pedagogis, dan strategi yang berhubungan dengan isu-isu dan permasalahan umum.
  9. Pembelajaran online menyediakan perkakas teknis yang membuat belajar lebih mudah. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan untuk mencari informasi dan bahan belajar adalah segera dan intuitif. Bahasa tersebut tidaklah harus dipelajari oleh pemakai dan dapat diadopsi dengan usaha minimal. Tatabahasa Dan sintaksis dasar dapat digunakan sebagai instrumen untuk mencari dan memperoleh informasi. Pengintegrasian komunikasi dan authoring tools, bersama dengan alat penghubung click­to-connect telah berhasil dengan mantap mempermudah proses mengecek email, mengakses data, dan pengaturan atas koneksi konferensi komputer. Teknologi simulasi tau visualisasi dapat membantu siswa untuk belajar sistem yang kompleks dengan cara yang lebih kongkrit. Komunikasi percakapan berbasis komputer (Computer Mediated Chatting = CMC) dan bulletin board dapat melengkapi pertemuan tatap muka.
  10. Pendidikan dan pelatihan guru sekarang meliputi pembelajaran kolaboratif dan just-in­time. TIK membuka suatu dunia yang utuh dari belajar sepanjang hayat melalui pendidikan jarakjauh, pembelajaran asynchronous, dan pelatihan atas permintaan. TIK cukup fleksibel untuk memperkenalkan kursus baru sebagai jawaban langsung atas permintaan yang semakin meningkat.
  11. TIK membantu memecahkan isolasi profesional yang banyak diderita para guru. Dengan TIK, mereka dapat dengan mudah berhubungan dengan para profesional lain, rekan kerja, penasihat, universitas dan pusat keahlian, dan dengan sumber belajar. Para guru kini menerbitkan bahan belajar yang mereka kembangkan di Internet dan berbagi pengalaman mengajar mereka dengan guru lainnya.
  12. Penggunaan jaringan komputer untuk mempromosikan aktivitas belajar berkelompok menjadi semakin lebih populer. Teknologi komputer dalam pendidikan bergerak dari belajar mandiri ke metode belajar jarak jauh berkelompok. Dengan menggunaan perangkat komunikasi berbasis komputer dan kelompok belajar berbasis web, siswa dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliknya dengan mengkombinasikan usaha mereka untuk mengembangkan suatu aktivitas atau proyek. Belajar koperatif melalui komputer mempunyai efek positif atas kinerja tugas kelompok, prestasi individu, dan sikap terhadap belajar kolaboratif.
  13. Universitas sedang memasuki fase kemitraan dengan sektor swasta, terutama sekali industri teknologi informasi, dalam rangka membantu menjaga kelangsungan hidup operasi dan keuangan dari program pendidikan berbasis TIK. Semakin banyak sekolah menyadari bahwa berhubungan dengan sektor bisnis tidak akan mengancam sistem persekolahan. Yang lain melihat suatu keuntungan dalam capitalising atas produk dan jasa pendidikan mereka. Persekutuan belajar di penyampaian produk dapat menawarkan berbagai manfaat, seperti pengurangan biaya-biaya pengembangan latihan, berbagi biaya-biaya penelitian dan pengembangan yang bersama, atau berbagi database dan isi perpustakaan.
  14. TIK meningkatkan fungsi perpustakaan dan mengubah peran pustakawan secara hakiki. Sekolah tidak perlu melanjutkan penderitaan atas kelangkaan pendukung perpustakaan dengan memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang tersedia di Internet.
Upaya Pemberdayaan Internet untuk pendidikan
Saat InI dunia telah berada dalam era komunikasi instan atau dikenal pula sebagai era informasi. Era informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide areal network) termasuk komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa saling melakukan komunikasi satu sama lain. Sebenarnya, internet awalnya lahir untuk suatu keperluan militer di Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Advanced Research ProjectAgency (ARPA) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, membuat suatu eksperimen jaringan yang diberi namaARPAnet untuk mendukung keperluan penelitian (riset) kalangan militer. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya jaringan ini dipergunakan untuk keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai dengan University of California, Stanford Research Institute dan University of Utah (Cronin, 1996). Fasilitas aplikasi Internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi keperluan militer, kalangan media massa, kalangan bisnis, maupun kalangan pendidikan.
Dalam kaitan pemanfaatannya untuk pendidikan, Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004), menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi mutakhir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Revolusi ini memberi dampak terhadap beberapa kecenderungan pendidikan masa depan. Beberapa ciri tersebut, menurut Ashby seperti dikutip oleh Miarso (2004) adalah sebagai berikut:
  1. Berkembangnya pembelajaran di luar kampus sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
  2. Orang memperoleh akses lebih besar dari berbagai sumber belajar.
  3. Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar menjadi ciri dominant dalam kampus.
  4. Bangunan kampus berserak (tersebar) dari kampus inti di pusat dengan kampus satelit yang ada di tengah masyarakat.
  5. Tumbuhnya profesi baru dalam dalam bidang media dan teknologi.
  6. Tuntutan terhadap lebih banyak belajar mandiri.
Kecenderungan lain, seperti diungkapkan oleh Ryan et al (2000) adalah sebagai berikut:
  • Teknologi yang ada saat ini dapat mentransformasi cara pengetahuan dikemas, disebarkan, diakses, diperoleh dan diukur. Sehingga merubah cara produksi dan penyampaian materi dari cetak dan analog ke dalam bentuk digital dalam bentuk DVD, CD-ROM, maupun bahan belajar on-line berbasis web lainnya.
  • Orang akan lebih memilih metode belajar yang lebih luwes (flexible), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Sehingga memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap muka (konvensional) kearah pendidikan yang lebih terbuka. Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (de­livery system and communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut (Purbo, 1997):
  • Dialog elektronik (chatting); dialog elektronik adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet. Contoh aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat digunakan untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa orang mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
  • Surat elektronik (e-mail); surat elektronik merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat yang disampaikan secara elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan balik yang diperoleh mungkin tertunda.
  • Konferensi kelompok melalui surat elektronik (mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen memiliki daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah tertentu. Pemberian tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
  • Konferensi jarak jauh (teleconference); konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi video. Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara "point to point" atau "multi point". Cara pertama dilakukan dalam dua tempat. Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat. Sebagai contoh, seorang guru dari sekolah tertentu dapat mendiskusikan suatu topik tertentu kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam waktu bersamaan.
Edukasi.Net
Sebelum menjawab mengapa, terlebih dahulu perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan EdukasiNet. Mengingat potensinya yang sangat luar biasa, seperti dijelaskan di atas, EdukasiNet hadir sebagai upaya memberdayakan potensi internet untuk kebutuhan pendidikan. Lebih tepatnya, EdukasiNet hadir sebagai sebagai salah satu media jaringan sekolah (schoolnet) di Indonesia. Jaringan sekolah adalah suatu kegiatan komunitas sekolah (guru, siswa, atau tenaga pendidik dan kependidikan lain) yang dimediasi oleh internet sebagai sarana komunikasi atau bertukar informasi satu sama lain. Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu melalui program jaringan sekolah ini memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah. Di masa mendatang diharapkan terjadi jaringan sekolah yang tidak hanya terjadi dalam skala lokal (nasional), tapi dalam skala yang lebih luas, yaitu re­gional dan internasional. Jadi,
EdukasNet adalah program jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1) wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana berbagi informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan, EdukasiNet dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja melalui url: http://www.e-dukasi.net. Dengan tiga peran utama tersebut, maka EdukasiNet dapat berfungsi atau memerankan diri sebagai jaringan sekolah (schoolnet).
Mengapa EdukasiNet dikembangkan? Alasan pertama adalah untuk menjawab adanya kenyataan bahwa sampai dengan tahun 2002, sulit sekali ditemukan herbagai bahan belajar berbasis web yang berbahasa Indonesia dan sesuai dengan kurikulum. Saat itu, beberapa jaringan sekolah telah dikembangkan diantaranya adalah "Sekolah Online", `guru Online’. ’Jaringan Informasi Sekolah’, dan lain-lain. Tapi, sebagian besar belum menyediakan bahan belajar (content) yang sesuai dengan kurikulum. Alasan kedua, internet memungkinkan untuk dapat mendistribusikan informasi dengan cepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Oleh sebab itu, pengalaman (best practices), ide, peristiwa/berita atau informasi lain berkaitan dengan pendidikan dan atau pembelajaran yang berasal dari suatu sekolah, guru, ahli dan lain-lain juga memungkinkan didistribusikan dengan cepat melalui internet. Alasan ketiga, dengan media internet, tidaklah mustahil antara guru dengan guru di sekolah yang berbeda, antara ahli, siswa dengan guru di tempat berbeda dapat saling berkomunikasi baik secara langsung (synchronous) maupun tertunda (asynchronous) untuk mendiskusikan suatu topik/ tema tertentu. Sehingga pertukaran pengetahuan dapat terjadi dan terdistribusi dengan cepat ke banyak sasaran secara efisien. EdukasiNet dirancang untuk dapat melakukan hal ini.
Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu melalui program jaringan sekolah (EdukasiNet) ini memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah. Ketiga hal tersebut merupakan tujuan utama (ultimate goal) dikembangkannya EdukasiNet.
Sebenarnya, EdukasiNet lahir setelah melalui beberapa proses kajian ilmiah sejak tahun 2002. Pada bulan Juni tahun 2002, pengembangan EdukasiNet diawali dengan penggalangan ~ dukungan dari lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dan Direktorat Menengah Kejuruan serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi Risti PT. Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jaringan Informasi sekolah (JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang teknologi informasi. Kegiatan tersebut kemudian diikuti dengan serangakaian kegiatan penyelenggaraan seminar e-learning pada tanggal 2 Juli 2002.
Sebagai portal yang dinamis, EdukasiNet akan senantiasa terus mengalami perbaikan sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Lantas ; apa manfaat EdukasiNet bagi para penggunanya? Manfaat EdukasiNet dapat dijelaskan ; sebagai berikut:
1. Sebagai Sumber Bahan Belajar:
  • guru dan siswa dapat memperoleh berbagai bahan belajar yang meliputi bahan belajar yang berkaitan dengan semua mata pelajaran untuk SD, SMP dan SMA, modul online, pengetahuan populer, berita serta artikel pendidikan dengan cara mengunduh (mendownload) atau memanfaatkannya langsung dalam kelas;
  • siswa dapat menguji kemampuan/kompetensi semua mata pelajaran yang dipelajarinya secara online;
  • guru dapat memperoleh informasi mengenai teknik dan tips dalam belajar dan membelajarkan siswa;
  • guru dapat berbagi ilmu dengan guru lain dengan cara mengirimkan karyanya berupa bahan belajar berbasis web ke administrator EdukasiNet untuk di-upload;
2. Sebagai Sarana Komunikasi dan Kolaborasi Lintas Sekolah
  • Sekolah memperoleh ruang (space) untuk menampilkan web site sekolahnya masing­masing sebagai sub domain EdukasiNet;
  • Guru dapat mengirimkan ide, pengalaman, karya ilmiah atau berita pendidikan ke
  • Siswa dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama siswa dari
  • Guru dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama guru dari sekolah lain di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas forum guru (melalui e-mail, millist atau chatting);
  • adminstrator EdukasiNet untuk dipublish dalam feature artikel dan news EdukasiNet;
  • sekolah lain dengan memanfaatkan fasilitas forum siswa.
Fasilitas/Feature EdukasiNet
Sumber Bahan Belajar (Learning Resource)
EdukasiNet menyediakan sumber belajar yang dirancang secara khusus dan dapat diakses dan atau di download secara gratis. Sumber belajar ini terdiri dari materi pokok, modul online, pengetahuan populer, serta teknik dan tips mengajar.
  • Materi Pokok, yaitu bahan belajar yang meliputi semua mata pelajaran untuk SD, SMP, SMA atau yang sederajat dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Materi pokok ini dikembangkan secara bertahap, antara lain mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran lainnya.
  • Modul Online ini dirancang untuk siswa dan guru SMP-SMATerbuka dalam versi digital, sehingga mereka dapat mengambil/mencetak modul sesuai dengan kebutuhan. Namun siapapun Anda dapat memanfaatkan modul ini seperti mereka.
  • Pengetahuan Populer, berisikan informasi praktis yang dikemas dengan gaya yang khas dan ringan. Topik yang disajikan dipilih yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat. Topik-topik tersebut terhimpun dalam rubrik tertentu yang dibutuhkan pengguna. Di sini Anda dapat memilih rubrik yang menarik sesuai selera Anda. Rubrik tersebut antara lain Fotografi, Elektronika, Otomotif dan Teknologi Informasi, Lingkungan Hidup, Kesehatan, Fenomena Alam, Kiat Belajar, dll. Pengguna yang mempunyai bahan/informasi yang menarik untuk dimuat dalam rubrik ini dapat disampaikan kepada Admin EdukasiNet.
  • Uji Kemampuan, berupa soal-soal latihan yang disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada pada kurikulum sekolah. Di sini pengguna (khususnya siswa SD, SMP dan SMA atau yang sederajat) dapat berlatih mencoba sejauhmana penguasaan materi pelajaran di sekolah.
Interaksi Komunitas
Forum komunitas ini dirancang sebagai wahana tukar informasi antar pengguna EdukasiNet. Guru, siswa, mahasiswa, orang tua, pakar/praktisi atau siapapun yang peduli dengan pendidikan dapat bergabung secara aktif di sini. Interaksi komunitas ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
  • Forum, Interaksi didalam forum ini dirancang untuk komunikasi antar guru dengan guru lain, siswa dengan siswa lain, guru dengan siswa dalam bentuk diskusi atau tukar informasi, pemikiran, saran, mata pelajaran, dan lainnya. Namun fo­rum ini juga terbuka bagi siapapun yang peduli dengan pendidikan untuk aktif memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pendidikan.
  • Chatting Fasilitas ini memungkinkan pengguna dapat melakukan dialog secara elektronik (chat­ting) secara langsung dengan pengguna lain di tempat yang berbeda secara real time.
lnfo
Fitur ini menyediakan layanan berupa artikel, news, event, dan web sekolah. secara lebih rinci, berbagai layanan dalam fitur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Artikel Fitur ini menyediakan layanan artikel yang lebih difokuskan pada topik pendidikan dan informasi lainnya yang terkait dengan pendidikan. Melalui fasilitas ini pengguna tidak hanya berkesempatan membacanya, tetapi juga dapat men-downloadnya secara bebas dan gratis. Pengguna juga bisa menyumbangkan buah pikiran/tulisan ini dan dikirim melalui administrator EdukasiNet.
  • News EdukasiNet menyediakaan fasilitas berita (news) yang dirancang dari, oleh, dan untuk pengguna. Oleh karena itu partisipasi aktif pengguna sangat menentukan dinamika feature ini.
  • Kalender Kegiatan (Event) Fitur ini menyajikan informasi/berita tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pengelola, ataupun oleh komunitas EdukasiNet khususnya sekolah.
  • Web Sekolah EdukasiNet menyediakan fasilitas informasi tentang sekolah yang merupakan anggota (user member) dari EdukasiNet. Informasi ini tersimpan dalam aplikasi dan server EdukasiNet serta dapat diisi atau diedit oleh sekolah yang menjadi anggota.
Pola Pemanfaatan Bahan Belajar EdukasiNet di Sekolah
Bahan belajar yang ada di EdukasiNet dapat dimanfaatkan, khususnya oleh guru dan siswa dalam berbagai cara/pola sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, guru maupun siswanya itu sendiri. Ada empat alternatif pola pemanfaatan EduaksiNet di sekolah, yatu: 1) pola pemanfaatan langsung (di lab komputer); 2) pola pemanfaatan di kelas; 3) pola penugasan; dan 4) pola individual.
  • Pola Pemanfaatan Langsung (di Lab Komputer): Pola ini dapat dilakukan oleh sekolah yang telah memiliki lab komputer yang terhubung langsung A dengan internet. Siswa dapat secara individu (satu siswa satu komputer) dengan bimbingan guru mempelajari topik pelajaran tertentu. Bila jumlah komputer di lab tidak memungkinkan untuk belajar secara individu, siswa dapat belajar secara kelompok (antara 2 - 4 orang per komputer).
  • Pola Pemanfaatan di Kelas: Apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD projector dan sebuah komputer (desktop/laptop) yang tersambung ke internet, maka pemanfaatannya dapat dilakukan dengan cara presentasi dan diskusi kelas. Bila komputer di kelas tidak terhubung ke internet, sebelumnya guru dapat men-Download terlebih dahulu topik pelajaran tertentu yang dibutuhkan dari EdukasiNet, kemudian dipresentasikan secara offline melalui LCD Projector di kelas. Untuk pola yang kedua ini, disarankan guru terlebih dahulu mengidentifikasi dan mendownload topik-topik yang dibutuhkan untuk kemudian dimanfaatkan di kelas. Bahan belajar yang ada di EdukasiNet dapat didownload secara gratis oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
  • Pola Penugasan: Pola ini dapat dilakukan untuk sekaligus mengembangkan ICT Literacy siswa. Siswa, baik secara kelompok maupun individual diberikan tugas untuk menelusuri bahan belajartertentu di situs EdukasiNet (http:///www.e-dukasi.net)atau situs lain, kemudian siswa tersebut mempresentasikan dan mendiskusikan hasil karyanya tersebut di kelas atau siswa mengumpulkan tugasnya dalam bentuk tulisan, gambar, grafik dan lain-lain dengan memanfaatkan aplikasi komputertertentu (seperti MSWord, MS Powerpoint, Coreldraw, dll.). Untuk pola ini, disarankan guru yang menugaskan telah menelusuri dan menentukan alamat situs yang harus dibuka oleh siswa.
  • Pola Pemanfaatan Individual: Yang dimaksud dengan pola individual disini adalah siswa atas inisiatif sendiri dibebaskan mengeksplorasi semua bahan belajar (baik materi pokok, pengetahuan populer, modul online, maupun uji kemampuan) yang ada dalam EdukasiNet. Siswa dapat mengakses EdukasiNet di sekolah, Warnet, atau rumah sesuai dengan kondisi masing-masing.
Penutup
EdukasiNet adalah portal jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1) wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana berbagai informasi antar sekolah di Indonesia. EdukasiNet dapat diakses melalui url: http://www.e-dukasi.net. Sebagai portal jaringan sekolah, EdukasiNet menyediakan 1) bahan belajar (meliputi materi pokok, pengetahuan populer, modul online, dan uji kompetensi); 2) forum (meliputi forum diskusi untuk semua mata pelajaran, chatting dan milis; dan 3) informasi (yang meliputi artikel, berita, kalender kegiatan (event) dan web sekolah).
Sampai tanggal 28 Desember 2005, telah tercatat sebanyak 500.000 orang yang telah mengunjungi EdukasiNet. Disamping itu, tercatat 4.282 anggota aktif pengguna EdukasiNet. Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan portal lain yang telah maju seperti ilmukomputer.com, dan yang lainnya. Namun demikian, bagi mereka yang telah memanfaatkan EdukasiNet memberikan pendapat yang positif terhadap kehadiran EdukasiNet (37% menyatakan sangat baik dan 30% menyatakan baik). Sementara itu, jumlah bahan belajar yang telah diupload sebanyak 55 judul materi pokok, 79 judul modul online, dan 150 judul pengetahuan populer. Ke depan diharapkan EdukasiNet tidak hanya menyediakan bahan belajar untuk SMA saja, tapi juga untuk SMP dan SD. Untuk mempercepat peningkatan jumlah bahan belajar, diharapkan bahan belajar tidak hanya diproduksi oleh Pustekkom saja tapi juga dari guru atau komunitas pendidikan lainnya. Begitu pula halnya dengan artikel dan berita. Sementara itu, model musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dimasa mendatang dapat terjadi melalui forum diskusi per mata pelajaran yang ada dalam portal EdukasiNet. Sehingga diskusi (pertukaran informasi) dapat terjadi secara online tanpa harus berkumpul di satu tempat tertentu. Bahan belajar yang ada dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan secara fleksibel sesuai dengan kondisi sekolah. Bahan belajar yang ada dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan dengan: 1) pola pemanfaatan langsung di lab komputer; 2) pola pemanfaatan di kelas; 3) pola penugasan; mupun 4) pola individual. Semua bahan belajar tersebut dapat didownload secara gratis oleh guru, siswa atau siapapun yang membutuhkan.
Namun demikian, dalam pemanfaatannya di lapangan, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi untuk dapat membuat portal jaringan sekolah EdukasiNet ini berjalan dengan baik dan dinamis. Tantanga pertama adalah belum adanya relawan sebagai moderator untuk forum diskusi. Forum diskusi ini sebenarnya dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran. Misalnya, forum diskusi untuk mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan mata pelajaran lain. Sampai saat ini diskusi yang terjadi masih belum terarah atau tidak fokus pada topik/ tema tertentu. Sehingga, walaupun telah terjadi diskusi satu sama lain, tapi apa yang didiskusikan masih tidak menentu. Begitu pula halnya dengan forum diskusi mata pelajaran yang lainnya. Tantangan kedua adalah belum banyaknya guru (user EdukasiNet) yang mengirimkan artikel ilmiah berkaitan dengan pengalaman atau hasil penelitian yang berkaitan dengan pendidikan atau lebih khusus berkaitan dengan pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu. Tantangan terakhir adalah kendala teknis yang klasik dihadapi seperti 1) sulitnya akses internet karena mahal dan kecepatan akses yang kurang memadai; 2) kebijakan sekolah yang belum mendukung; 3) tenaga guru yang menguasai komputer dan internet yang masih rendah; serta 4) anggaran sekolah yang masih rendah. Akhirnya, pemanfaatan internet di sekolah belum menjadi skala prioritas mengingat masih banyak kebutuhan lain yang lebih dianggap prioritas dibandingkan dengan internet dan lab komputer.
Sumber Kepustakaan
  • Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
  • Uwes Anis Khaeruman. 2005. Edukasi net di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
  • Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas
http://pasca.tp.ac.id/site/pemanfaatan-multi-media-untuk-meningkatkan-kualitas-pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar