Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan
mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan
menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa
media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam
dunia pendidikan,
penggunaan
media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip
Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar
yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
Ada beberapa jenis media pembelajaran,
diantaranya :
- Media
Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun,
komik
- Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
- Projected
still media : slide;
over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
- Projected
motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan
media
pembelajaran itu sendiri yang menentukan
hasil belajar. Ternyata keberhasilan
menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara
menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam
memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut.
Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam
media pembelajaran
tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
-
membantu konsentrasi mahasiswa
-
Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk
belajar
-
Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
-
Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
-
Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu
dalam
pembelajaran. Kalau
sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu
satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih
media pembelajaran,
perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan
perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru
bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,
penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan
media pembelajaran tersebut.
Dalam
belajar mengajar hal yang
terpenting adalah proses, karena proses inilah yang menentukan
tujuan belajar
akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian dalam proses
belajar
mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan bersifat
pengetahuan (
kognitif), keterampilan (
psikomotor)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (
afektif).
Dalam
proses belajar mengajar
ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainaya
tujuan pembelajaran
diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta
media pembelajaran. Pada
kenyataannnya, apa yang terjadi dalam
pembelajaran
seringkali terjadi proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif.
Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar
tidak dapat tercapai bahkan terjadi noises dalam komunikasi antara pengajar dan
pelajar. Hal tersebut diatas masih sering dijumpai pada proses
pembelajaran
selama ini.
Dengan adanya
media pembelajaran maka
tradisi lisan dan tulisan dalam
proses pembelajaran
dapat diperkaya dengan berbagai
media pembelajaran.
Dengan tersedianya
media pembelajaran, guru
pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan
metode pengajaran
yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang
emosional
yang sehat diantara peserta didik. Bahkan alat/media pembelajaran ini
selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan
demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah
dimengerti oleh peserta didik. Bila
alat/media pembelajaran
ini dapat di fungsikan secara tepat dan proforsional, maka
proses pembelajaran
akan dapat berjalan efektif.
Oleh :
Akhmad Sudrajat
Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Sedangkan,
National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.
Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa
fungsi, diantaranya :
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika
peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka
obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk
nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan
secara audio visual dan audial.
- Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh
para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a)
obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang
terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang
tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
- Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung
antara peserta didik dengan lingkungannya.
- Media menghasilkan keseragaman pengamatan
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
- Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
- Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
- Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari
yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar,
diantaranya:
- Media
Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
- Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
- Projected
still media : slide;
over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
- Projected
motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer
dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan
media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun
projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak
melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat
meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media
dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Gambar
Diam
|
S
|
T
|
S
|
S
|
R
|
R
|
Gambar
Hidup
|
S
|
T
|
T
|
T
|
S
|
S
|
Televisi
|
S
|
S
|
T
|
S
|
R
|
S
|
Obyek
Tiga Dimensi
|
R
|
T
|
R
|
R
|
R
|
R
|
Rekaman
Audio
|
S
|
R
|
R
|
S
|
R
|
S
|
Programmed
Instruction
|
S
|
S
|
S
|
T
|
R
|
S
|
Demonstrasi
|
R
|
S
|
R
|
T
|
S
|
S
|
Buku
teks tercetak
|
S
|
R
|
S
|
S
|
R
|
S
|
Keterangan :
R
= Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar
Informasi faktual
2 = Belajar
pengenalan visual
3 = Belajar
prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur
belajar
5= Penyampaian
keterampilan persepsi motorik
6 =
Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria
yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan
kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi
yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat
digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas),
maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria
lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan;
keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
LANGKAH-LANGKAH
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang telah
dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu menempuh
langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat
dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
1. Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari
seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan media
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada
langkah persiapan diantaranya:
- membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan
sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan digunakan.
- mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang
telah disediakan,
- menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan
agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi
serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.
2. Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan
proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran perlu
mempertimbangkan seperti:
- yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap
dan siap untuk digunakan.
- jelaskan tujuan yang akan dicapai,
- jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh
peserta didik selama proses pembelajaran,
- hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat
mengganggu perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.
3. Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk
memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dengan
menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur
efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.
KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang
meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke
dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media
pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan terampil dalam
berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan karakteristiknya. Dari
sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau
pengelompokan media, yang mengarah pada pembuatan taksonomi media
pendidikan/pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran
akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan
media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi da
efektifitas proses dan hasil pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas, kami
membuat permasalahan :
1. Apa saja klasifikasi media
pembelajaran menurut para ahli?
2. Apa saja karakteristik media
pembelajaran berdasarkan klasifikasinya, kelebihan serta kekurangannya?
C. PEMBAHASAN
1. Media pembelajaran diklasifikasi
menurut para ahli
Tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat
lima model klasifikasi, yaitu :
a.
Menurut Wilbur Schramm, media
digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga
mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu: (1) liputan luas
dan serentak, seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada
ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar
individual, seperti buku, modul, program belajar dengan computer dan telepon.
b.
Menurut Gagne, media diklasifikasi
menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonsrasikan, komunikasi lisan,
media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin bajat.
Ketujuh media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi
fungsi menurut herarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus
belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi
eksternal, menuntun cara berfikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan
memberi umpan balik.
c.
Menurut Allen, terdapat Sembilan
kelompok media, yaitu visual diam, film, televise, obyek 3 D, rekaman,
pelajaran berprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Disamping
mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu
memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan
belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info
factual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, ketrampilan, dan
sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai
tujuan belajar.
d.
Menurut Gerlach dan Ely media
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas kedelapan kelompok yaitu
benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar
bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
e.
Menurut Ibrahim media dikelompokkan
berdasarkan ukuran serta komplek, tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima
kelompok, yaitu media tanpa proyeksi 2 D, media tanpa proyeksi 3 D, media
audio, media proyeksi televise, video dan komputer.[1]
2.
Karakteristik media pembelajaran berdasarkan
klasifikasinya, kelebihan serta kekurangannya
-
Kelompok Media
1.
Kelompok Kesatu
a.
Media grafis adalah media visual
yang menyajikan fakta, ide atau gagasan, penyajian kata-kata, kalimat,
angka-angka, dan symbol atau gambar. Yang termasuk media grafis antara lain
grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flannel, bulletin board.
-
Kelemahan media grafis
1.
Dapat mempermudah dan mempercepat
pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
2.
Dapat dilengkapi dengan warna-warna
sehingga lebih menarik perhatian siswa
3.
Pembuatannya mudah dan harganya
murah
-
Kelemahan media grafis
1.
Membutuhkan ketrampilan khusus dalam
pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks
2.
Penyajian pesan hanya berupa unsur
visual
b.
Media Bahan Cetak adalah media
visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing, media ini
menyajikan pesan melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk
lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis-jenis media ini
antara lain buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.
-
Kelebihan media bahan cetak
1.
Dapat menyajikan informasi atau
pesan dalam jumlah banyak
2.
Dapat dipelajari oleh siswa sesuai
dengan kebutuhan, minat dan kecapatan masing-masing
3.
Dapat dipelajari kapan saja dan
dimana saja
4.
Perbaikan atau revisi mudah
dilakukan
-
Kelemahan media bahan cetak
1.
Proses pembuatannya membutuhkan
waktu yang cukup lama
2.
Bahan cetak yang tebal, bisa
membosankan dan mematikan minat baca siswa
3.
Apabila bahannya jelek, akan mudah
rusak dan sobek
c.
Media gambar diam, adalah media
visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media
ini adalah foto.
-
Kelebihan media gambar diam
1.
Dibanding dengan grafis, media foto
lebih nyata
2.
Dapat menunjukkan perbandingan yang
tepat dari obyek yang sebenarnya
3.
Pembuatannya mudah dan harganya
murah
-
Kelemahan media gambar diam
1.
Biasanya ukurannya terbatas,
sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar
2.
Perbandingan yang kurang tepat dari
suatu obyek, akan menimbulkan kesalahan persepsi
2.
Kelompok Kedua
a.
Media media proyeksi diam, adalah
media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana
hasil proyeksikan tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis
media ini diantaranya OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan film strip.
-
Kelebihan media proyeksi diam
1.
Dapat digunakan untuk menyaksikan
pesan disemua ukuran ruangan kelas
2.
Merangsang minat dan perhatian siswa
dengan warna dan gambar yang kongkret
3.
Membantu menimbulkan pengertian dan
ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur
suara
-
Kelemahan media proyeksi diam
1.
Memerlukan perencanaan yang matang
dalam pembuatan dan penyajiaannya
2.
Memerlukan penggelapan ruangan untuk
memproyeksikannya
3.
Kelompok Ketiga
a.
Media Audio adalah media yang
menyampaikan pesannya hanya dapat diterima oleh media pendengar. Pesan atau
informasi yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang audiktif
yang berupa kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media ini antara lain
diantaranya media audio, dan media alat perekam pita magnetif.
-
Kelebihan media audio
1.
Memiliki variasi program yang cukup
banyak
2.
Baik untuk mengembangkan imajinasi
siswa
3.
Sangat efektif untuk pembejaran
bahasa
4.
Penggandaan programnya sangat mudah
-
Kelemahan media audio
1.
Sifat komunikasinya hanya satu arah
2.
Daya jangkauannya terbatas
4.
Kelompok Keempat
a.
Media Audio Visual Diam, adalah
media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra penglihatan dan
pendengaran, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau
sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide,
film strip bersuara, dan halaman bersuara. Kelebihan dan kelemahan media ini
tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek
suara, pada media audio visual diam.
5.
Kelompok Kelima
a.
Film (Motion Pictures), disebut juga
gambar hidup yaitu serangkaian gambar yang meluncur secara cepat dan
diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan
media yang menyajikan pesan audio visual bergerak karena film memberikan kesan
yang impresif bagi pemirsanya.
-
Kelebihan media film
1.
Memberikan pesan yang dapat diterima
secara lebih merata oleh siswa
2.
Sangat bagus untuk menerangkan suatu
proses
3.
Mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu
4.
Memberikan kesan yang mendalam yang
dapat mempengaruhi sifat siswa
-
Kelemahan media film
1.
Harga produksinya cukup mahal
2.
Pembuatannya mmbutuhkan banyak waktu
dan tenaga
3.
Memerlukan operator khusus
6.
Kelompok Keenam
a.
Televisi adalah media yang dapat
menampilkan pesan secara audio visual dan gerak.
-
Kelebihan media televisi
1.
Informasi yang disampaikan lebih
aktual
2.
Jangkauan penyebarannya sangat luas
3.
Sangat bagus untuk menerangkan suatu
proses
4.
Mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu
-
Kelemahan media televisi
1.
Programnya tidak dapat diulang
sesuai kebutuhan
2.
Sifat komunikasinya hanya satu arah
7.
Kelompok Ketujuh
a.
Multi Media merupakan suatu sistem
penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk
suatu unit atau paket.
-
Kelebihan multi media
1.
Siswa memiliki pengalaman yang
beragam dari segala media
2.
Dapat menghilangkan kebosanan karena
media yang digunakan sangat berfariasi
-
Kelemahan multi media
1.
Biaya cukup mahal
2.
Memerlukan
perencanaan yang matang dan tenaga yang professional.[2]
D. KESIMPULAN
1. a. Menurut Wilbur
Schramm, media digolongkan menjadi media rumit,
mahal, dan
media sederhana.
b.
Menurut Gagne,
media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonsrasikan,
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin bajat.
c.
Menurut Allen, terdapat Sembilan
kelompok media, yaitu visual diam, film, televise, obyek 3 D, rekaman,
pelajaran berprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan.
d.
Menurut Gerlach dan Ely media
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
e. Menurut Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta
komplek, tidaknya alat dan perlengkapannya.
2. a. Kelompok Kesatu; media grafis, bahan cetak dan
gambar diam,
b. Kelompok kedua; media proyeksi diam
c. Kelompok ketiga; media audio
d. Kelompok keempat; media audio visual
e. Kelompok kelima; film
f. Kelompok keenam; televisi
g. Kelompok ketujuh; multi media
DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2125035-klasifikasi-media-pembelajaran.html
diakses Kamis, 14 April 2011 jam 09.57 WIB
Susilana,
Rudi., & Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prim
Prof. Dr. Mustaji, M.Pd.
Pengantar
Perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang sangat pesat telah berpengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia. Sampai saat ini, menurut TofFler, perkembangan
tersebut telah mencapai gelombang yang ketiga. Gelombang pertama timbul dalam
bentuk teknologi pertanian, dimana era pertanian ini telah berlangsung selama
ratusan ribu tahun yang lalu bahkan sampai sekarang. Gelombang kedua timbul
dalam bentuk teknologi industri, era industri ini telah berlangsung sejak ratusan
tahun yang lalu sampai sekarang. Kini, gelombang ketiga yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan teknologi elektronika dan informatika. Perubahan dari era
industri ke era informasi (global) ini hanya berlangsung dalam hitungan waktu
tidak lebih dari setengah abad (Dryden dan Voss, 1999).
Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk susuai
dengan fungsinya dalam pendidikan. Fungsi teknologi informasi dan Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi
keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berbagai aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti
untuk dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada kondisi
riil, teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan nantinya berfungsi
sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar
kompetensi, penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai
infrastruktur pendidikan
Pemanfaatan TIK untuk
Pendidikan
Ada berbagai tren yang
berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks sekolah, tentunya
dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses sumber belajar online.
Berikut ini adalah tren yang berkembang sebagaimana disarikan dari artikel
Newer Technologies for the Learning Society (C.Villanueva, 2000).
- Secara umum, pengintegrasian secara penuh TIK
kedalam pendidikan masih sangat terbatas. Multimedia interaktif atau
hypermedia belumlah dimanfaatkan secara meluas. Aktivitas Online
melibatkan internet dan intranet lebih banyak digunakan untuk keperluan
komunikasi daripada sarana pendidikan interaktif.
- Model pembelajaran campuran yang baru mulai
muncul. Pembelajaran tatap muka dan aktivitas belajar online, video,
multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang berbagai proses
pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala dalam
bentuk yang lebih terintegrasi.
- Pendidikan jarak jauh sekarang disajikan dalam
dua cara yaitu synchronous mode di mana peserta menggunakan TIK untuk
berkomunikasi pada waktu yang bersamaan dan asynchronous mode di mana para
peserta belajar atau berkomunikasi secara mandiri pada waktu yang berbeda
kapan saja mereka online (anytime-anywhere learning). Dalam kenyataannya
pertemuan tatap muka atau interakasi (synchronous) masih diperlukan untuk
menunjang belajar mandiri dan asynchronous agar belajar dapat lebih
efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara siswa, guru,
dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan
bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi dalam
berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and
konferensi komputer.
- TIK sudah menjadi suatu daya penggerak
perubahan bidang pendidikan dan mereka adalah suatu bagian integratif dari
kebijakan dan rencana pendidikan nasional. Bukti yang berkembang
menunjukkan semakin banyak negara yang mulai melengkapi sekolah mereka
dengan komputer untuk mencapai reformasi sekolah atau usaha peningkatan
sekolah atau bahkan untuk memberi sekolah mereka suatu penampilan modern
dan bertenologi. Bagaimanapun, dalam posisi ini banyak pendidik yang
melihat teknologi online sebagai suatu jalan untuk pengajaran, pelajaran,
dan praktek penguasaan baru, hanya mempunyai sedikit informasi tentang
potensi dan penggunaan otentik dari ICT dalam pendidikan. Pengalaman
menunjukkan bahwa pengenalan tentang teknologi di sekolah mengalami tiga
fasa, yakni suatu tahap penggantian di mana praktek tradisional masih terjadi
tetapi teknologi baru digunakan; suatu tahap transisi di mana praktek baru
mulai muncul dan praktek lama dipertanyakan; dan suatu tahap transformasi
di mana teknologi memungkinkan praktek baru dan praktek lama menjadi
usang. Jika pendidik meminta dengan tegas atas penggunapan TIK sebagai
pengganti praktek yang ada, mereka tidak dapat berperan untuk memecahkan
permasalahan di bidang pendidikan yang saat ini mereka temui.
- Pengenalan TIK di sekolah telah membawa suatu
sikap yang lebih positif terhadap sekolah pada diri siswa. Karena TKI dan
belajar berbasis web menawarkan keaneka ragaman yang lebih besar dari
tujuan, proyek, aktivitas, dan latihan dalam pembelajaran dibanding kelas
tradisional, minat dan motivasi siswapun meningkat secara nyata. Para guru
dan siswa terangsang karena pengajaran menjadi lebih dinamis yang
memperluas visi mereka seperti halnya akses ke bahan belajar dan perangkat
lunak bidang pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para guru
kelihatannya termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal
pembelajaran menghubungkan para guru kepada sejumlah racangan pelajaran,
panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet
oleh institusi pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
- Kelas online cenderung untuk menjadi lebih
sukses jika TIK dikombinasikan dengan suatu ilmu pendidikan yang tepat.
Gelanggang pendidikan dari pembelajaran online masih sangat muda. Saat
banyak institusi yang menawarkan kursus online, pemahaman mendalam tentang
isu pedagogis yang berhubungan dengan pendidikan online masih belum
diselidiki secara mendalam. Banyak kursus online yang hanya halaman web
dikombinasikan dengan e-mail dan ruangan chatting tanpa landasan
pedagogis. Pengalaman-pengalaman sukses menunjukkan bahwa telah ada suatu
penurunan dari aktivitas dipandu guru seperti halnya penurunan jumlah
pembelajaran tatap muka dan bergerak ke arah aktivitas yang berbentuk
proyek dan pembelajaran mandiri sebagai hasil pemanfaatan TIK.
- Pembelajaran online memungkinkan siswa
mempunyai kendali lebih besar terhadap kegiatan dan isi pembelajaran.
Lingkungan online mennempatkan siswa di tengah-tengah pengalaman belajar.
Pada pembelajaran tradisional, pengulangan digunakan berkali-kali dengan
memperkenalkan informasi yang sangat serupa dalam format berbeda atau
dengan menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda. Padahal
banyak siswa tidak suka latihan yang berulang-ulang. Internet mendorong
siswa untuk menggali informasi dan contoh praktis. Hypermedia dan
multimedia memudahkan pendekatan yang belum pernah terjadi pada
pembelajaran tradisional. Internet mempromosikan suatu alternatif jenis
belajar dengan melakukan (learning by doing) di manapara siswa diminta
untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan situasi hidup nyata. Teknologi
menyampaikan informasi dengan penekanan pada penciptaan dan explorasi
aktif terhadap pengetahuan dibandingkan transfer informasi searah, yang
memungkinkan siswa tersebut untuk menggunakan secara penuh kemampuan
kognitif mereka sendiri.
- Corak interaktif sumber belajar memungkinkan
siswa untuk terus meningkatkan keterlibatannya dengan pengembangan isi dan
dengan demikian berperan dalam suatu situasi belajar yang lebih otentik.
Sebagai contoh, para siswa dapat mengakses perpustakaan maya di seluruh
dunia. Dengan demikian mereka mempunyai akses ke sejumlah besar informasi
dan sumber belajar yang luas yang tidak dapat dicapai dalam seting
pembelajaran yang tunggal. Sejauh yang terkait dengan guru, sejumlah besar
sumber belajar yang diletakkan di Internet telah membantu guru dalam
menghadapi tantangan mengajar sehari-hari. Para guru dapat saling betukar
rencangan pembelajaran, teknik pedagogis, dan strategi yang berhubungan
dengan isu-isu dan permasalahan umum.
- Pembelajaran online menyediakan perkakas teknis
yang membuat belajar lebih mudah. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan
untuk mencari informasi dan bahan belajar adalah segera dan intuitif.
Bahasa tersebut tidaklah harus dipelajari oleh pemakai dan dapat diadopsi
dengan usaha minimal. Tatabahasa Dan sintaksis dasar dapat digunakan
sebagai instrumen untuk mencari dan memperoleh informasi. Pengintegrasian
komunikasi dan authoring tools, bersama dengan alat penghubung clickto-connect
telah berhasil dengan mantap mempermudah proses mengecek email, mengakses
data, dan pengaturan atas koneksi konferensi komputer. Teknologi simulasi
tau visualisasi dapat membantu siswa untuk belajar sistem yang kompleks
dengan cara yang lebih kongkrit. Komunikasi percakapan berbasis komputer
(Computer Mediated Chatting = CMC) dan bulletin board dapat melengkapi
pertemuan tatap muka.
- Pendidikan dan pelatihan guru sekarang meliputi
pembelajaran kolaboratif dan just-intime. TIK membuka suatu dunia yang
utuh dari belajar sepanjang hayat melalui pendidikan jarakjauh,
pembelajaran asynchronous, dan pelatihan atas permintaan. TIK cukup
fleksibel untuk memperkenalkan kursus baru sebagai jawaban langsung atas
permintaan yang semakin meningkat.
- TIK membantu memecahkan isolasi profesional
yang banyak diderita para guru. Dengan TIK, mereka dapat dengan mudah
berhubungan dengan para profesional lain, rekan kerja, penasihat,
universitas dan pusat keahlian, dan dengan sumber belajar. Para guru kini
menerbitkan bahan belajar yang mereka kembangkan di Internet dan berbagi
pengalaman mengajar mereka dengan guru lainnya.
- Penggunaan jaringan komputer untuk
mempromosikan aktivitas belajar berkelompok menjadi semakin lebih populer.
Teknologi komputer dalam pendidikan bergerak dari belajar mandiri ke
metode belajar jarak jauh berkelompok. Dengan menggunaan perangkat
komunikasi berbasis komputer dan kelompok belajar berbasis web, siswa
dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliknya dengan mengkombinasikan usaha
mereka untuk mengembangkan suatu aktivitas atau proyek. Belajar koperatif
melalui komputer mempunyai efek positif atas kinerja tugas kelompok,
prestasi individu, dan sikap terhadap belajar kolaboratif.
- Universitas sedang memasuki fase kemitraan
dengan sektor swasta, terutama sekali industri teknologi informasi, dalam
rangka membantu menjaga kelangsungan hidup operasi dan keuangan dari
program pendidikan berbasis TIK. Semakin banyak sekolah menyadari bahwa
berhubungan dengan sektor bisnis tidak akan mengancam sistem persekolahan.
Yang lain melihat suatu keuntungan dalam capitalising atas produk dan jasa
pendidikan mereka. Persekutuan belajar di penyampaian produk dapat
menawarkan berbagai manfaat, seperti pengurangan biaya-biaya pengembangan
latihan, berbagi biaya-biaya penelitian dan pengembangan yang bersama,
atau berbagi database dan isi perpustakaan.
- TIK meningkatkan fungsi perpustakaan dan
mengubah peran pustakawan secara hakiki. Sekolah tidak perlu melanjutkan
penderitaan atas kelangkaan pendukung perpustakaan dengan memanfaatkan
sumber belajar yang kaya yang tersedia di Internet.
Upaya Pemberdayaan Internet
untuk pendidikan
Saat InI dunia telah berada
dalam era komunikasi instan atau dikenal pula sebagai era informasi. Era
informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet. Internet merupakan
jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide
areal network) termasuk komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan
setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa saling melakukan komunikasi satu
sama lain. Sebenarnya, internet awalnya lahir untuk suatu keperluan militer di
Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Advanced Research ProjectAgency
(ARPA) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, membuat suatu
eksperimen jaringan yang diberi namaARPAnet untuk mendukung keperluan
penelitian (riset) kalangan militer. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya
jaringan ini dipergunakan untuk keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai
dengan University of California, Stanford Research Institute dan University of
Utah (Cronin, 1996). Fasilitas aplikasi Internet cukup banyak sehingga mampu
memberikan dukungan bagi keperluan militer, kalangan media massa, kalangan
bisnis, maupun kalangan pendidikan.
Dalam kaitan pemanfaatannya
untuk pendidikan, Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004), menyatakan
bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama
terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru.
Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan
pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak
sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi
keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan
televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti
saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi mutakhir,
khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Revolusi ini memberi dampak
terhadap beberapa kecenderungan pendidikan masa depan. Beberapa ciri tersebut,
menurut Ashby seperti dikutip oleh Miarso (2004) adalah sebagai berikut:
- Berkembangnya pembelajaran di luar kampus
sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
- Orang memperoleh akses lebih besar dari
berbagai sumber belajar.
- Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar
menjadi ciri dominant dalam kampus.
- Bangunan kampus berserak (tersebar) dari kampus
inti di pusat dengan kampus satelit yang ada di tengah masyarakat.
- Tumbuhnya profesi baru dalam dalam bidang media
dan teknologi.
- Tuntutan terhadap lebih banyak belajar mandiri.
Kecenderungan lain, seperti
diungkapkan oleh Ryan et al (2000) adalah sebagai berikut:
- Teknologi yang ada saat ini dapat
mentransformasi cara pengetahuan dikemas, disebarkan, diakses, diperoleh
dan diukur. Sehingga merubah cara produksi dan penyampaian materi dari
cetak dan analog ke dalam bentuk digital dalam bentuk DVD, CD-ROM, maupun
bahan belajar on-line berbasis web lainnya.
- Orang akan lebih memilih metode belajar yang
lebih luwes (flexible), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya
masing-masing. Sehingga memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari
tatap muka (konvensional) kearah pendidikan yang lebih terbuka. Dengan
adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (delivery
system and communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau
siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik
secara bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk
komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut (Purbo,
1997):
- Dialog elektronik (chatting); dialog elektronik
adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam
waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet.
Contoh aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat
digunakan untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa orang
mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
- Surat elektronik (e-mail); surat elektronik
merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau
mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat yang disampaikan secara
elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini
umpan balik yang diperoleh mungkin tertunda.
- Konferensi kelompok melalui surat elektronik
(mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana
seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah
terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang
dosen memiliki daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah
tertentu. Pemberian tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas
seperti ini.
- Konferensi jarak jauh (teleconference);
konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi
video. Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara "point to
point" atau "multi point". Cara pertama dilakukan dalam dua
tempat. Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat.
Sebagai contoh, seorang guru dari sekolah tertentu dapat mendiskusikan
suatu topik tertentu kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam waktu
bersamaan.
Edukasi.Net
Sebelum menjawab mengapa,
terlebih dahulu perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan EdukasiNet. Mengingat
potensinya yang sangat luar biasa, seperti dijelaskan di atas, EdukasiNet hadir
sebagai upaya memberdayakan potensi internet untuk kebutuhan pendidikan. Lebih
tepatnya, EdukasiNet hadir sebagai sebagai salah satu media jaringan sekolah (schoolnet)
di Indonesia. Jaringan sekolah adalah suatu kegiatan komunitas sekolah
(guru, siswa, atau tenaga pendidik dan kependidikan lain) yang dimediasi oleh
internet sebagai sarana komunikasi atau bertukar informasi satu sama lain.
Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan
waktu melalui program jaringan sekolah ini memungkinkan terjadinya komunitas
masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah.
Di masa mendatang diharapkan terjadi jaringan sekolah yang tidak hanya terjadi
dalam skala lokal (nasional), tapi dalam skala yang lebih luas, yaitu regional
dan internasional. Jadi,
EdukasNet adalah program
jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1)
wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana
berbagi informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan,
EdukasiNet dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja melalui
url:
http://www.e-dukasi.net. Dengan
tiga peran utama tersebut, maka EdukasiNet dapat berfungsi atau memerankan diri
sebagai jaringan sekolah
(schoolnet).
Mengapa EdukasiNet dikembangkan?
Alasan pertama adalah untuk menjawab adanya kenyataan bahwa sampai dengan tahun
2002, sulit sekali ditemukan herbagai bahan belajar berbasis web yang berbahasa
Indonesia dan sesuai dengan kurikulum. Saat itu, beberapa jaringan sekolah
telah dikembangkan diantaranya adalah "Sekolah Online", `guru
Online’. ’Jaringan Informasi Sekolah’, dan lain-lain. Tapi, sebagian
besar belum menyediakan bahan belajar (content) yang sesuai dengan
kurikulum. Alasan kedua, internet memungkinkan untuk dapat mendistribusikan
informasi dengan cepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Oleh sebab itu, pengalaman
(best practices), ide, peristiwa/berita atau informasi lain berkaitan dengan
pendidikan dan atau pembelajaran yang berasal dari suatu sekolah, guru, ahli
dan lain-lain juga memungkinkan didistribusikan dengan cepat melalui internet.
Alasan ketiga, dengan media internet, tidaklah mustahil antara guru dengan guru
di sekolah yang berbeda, antara ahli, siswa dengan guru di tempat berbeda dapat
saling berkomunikasi baik secara langsung (synchronous) maupun
tertunda (asynchronous) untuk mendiskusikan suatu topik/ tema
tertentu. Sehingga pertukaran pengetahuan dapat terjadi dan terdistribusi
dengan cepat ke banyak sasaran secara efisien. EdukasiNet dirancang untuk dapat
melakukan hal ini.
Terjadinya pertukaran informasi
yang mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu melalui program jaringan
sekolah (EdukasiNet) ini memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat informasi
(knowledge-based society) dalam lingkup sekolah. Ketiga hal tersebut
merupakan tujuan utama (ultimate goal) dikembangkannya EdukasiNet.
Sebenarnya, EdukasiNet lahir
setelah melalui beberapa proses kajian ilmiah sejak tahun 2002. Pada bulan Juni
tahun 2002, pengembangan EdukasiNet diawali dengan penggalangan ~ dukungan dari
lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dan
Direktorat Menengah Kejuruan serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi
Risti PT. Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jaringan Informasi sekolah
(JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang teknologi
informasi. Kegiatan tersebut kemudian diikuti dengan serangakaian kegiatan
penyelenggaraan seminar e-learning pada tanggal 2 Juli 2002.
Sebagai portal yang dinamis,
EdukasiNet akan senantiasa terus mengalami perbaikan sepanjang waktu sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Lantas ; apa manfaat
EdukasiNet bagi para penggunanya? Manfaat EdukasiNet dapat dijelaskan ; sebagai
berikut:
1. Sebagai Sumber Bahan Belajar:
- guru dan siswa dapat memperoleh berbagai bahan
belajar yang meliputi bahan belajar yang berkaitan dengan semua mata
pelajaran untuk SD, SMP dan SMA, modul online, pengetahuan populer, berita
serta artikel pendidikan dengan cara mengunduh (mendownload) atau
memanfaatkannya langsung dalam kelas;
- siswa dapat menguji kemampuan/kompetensi semua
mata pelajaran yang dipelajarinya secara online;
- guru dapat memperoleh informasi mengenai teknik
dan tips dalam belajar dan membelajarkan siswa;
- guru dapat berbagi ilmu dengan guru lain dengan
cara mengirimkan karyanya berupa bahan belajar berbasis web ke
administrator EdukasiNet untuk di-upload;
2. Sebagai Sarana Komunikasi dan
Kolaborasi Lintas Sekolah
- Sekolah memperoleh ruang (space) untuk
menampilkan web site sekolahnya masingmasing sebagai sub domain
EdukasiNet;
- Guru dapat mengirimkan ide, pengalaman, karya
ilmiah atau berita pendidikan ke
- Siswa dapat berkomunikasi, berbagi ide dan
pengalaman dengan sesama siswa dari
- Guru dapat berkomunikasi, berbagi ide dan
pengalaman dengan sesama guru dari sekolah lain di Indonesia secara online
dengan memanfaatkan fasilitas forum guru (melalui e-mail, millist atau
chatting);
- adminstrator EdukasiNet untuk dipublish dalam
feature artikel dan news EdukasiNet;
- sekolah lain dengan memanfaatkan fasilitas
forum siswa.
Fasilitas/Feature
EdukasiNet
Sumber Bahan Belajar
(Learning Resource)
EdukasiNet menyediakan sumber
belajar yang dirancang secara khusus dan dapat diakses dan atau di download
secara gratis. Sumber belajar ini terdiri dari materi pokok, modul online,
pengetahuan populer, serta teknik dan tips mengajar.
- Materi
Pokok, yaitu bahan belajar yang meliputi
semua mata pelajaran untuk SD, SMP, SMA atau yang sederajat dan sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Materi pokok ini dikembangkan secara
bertahap, antara lain mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,
Bahasa Inggris, dan mata pelajaran lainnya.
- Modul
Online ini dirancang untuk siswa dan guru
SMP-SMATerbuka dalam versi digital, sehingga mereka dapat mengambil/mencetak
modul sesuai dengan kebutuhan. Namun siapapun Anda dapat memanfaatkan
modul ini seperti mereka.
- Pengetahuan
Populer, berisikan informasi praktis yang
dikemas dengan gaya yang khas dan ringan. Topik yang disajikan dipilih
yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat. Topik-topik tersebut
terhimpun dalam rubrik tertentu yang dibutuhkan pengguna. Di sini Anda
dapat memilih rubrik yang menarik sesuai selera Anda. Rubrik tersebut
antara lain Fotografi, Elektronika, Otomotif dan Teknologi Informasi, Lingkungan
Hidup, Kesehatan, Fenomena Alam, Kiat Belajar, dll. Pengguna yang
mempunyai bahan/informasi yang menarik untuk dimuat dalam rubrik ini dapat
disampaikan kepada Admin EdukasiNet.
- Uji
Kemampuan, berupa soal-soal latihan yang
disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada pada kurikulum sekolah. Di
sini pengguna (khususnya siswa SD, SMP dan SMA atau yang sederajat) dapat
berlatih mencoba sejauhmana penguasaan materi pelajaran di sekolah.
Interaksi Komunitas
Forum komunitas ini dirancang
sebagai wahana tukar informasi antar pengguna EdukasiNet. Guru, siswa,
mahasiswa, orang tua, pakar/praktisi atau siapapun yang peduli dengan
pendidikan dapat bergabung secara aktif di sini. Interaksi komunitas ini dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
- Forum,
Interaksi didalam forum ini dirancang untuk
komunikasi antar guru dengan guru lain, siswa dengan siswa lain, guru
dengan siswa dalam bentuk diskusi atau tukar informasi, pemikiran, saran,
mata pelajaran, dan lainnya. Namun forum ini juga terbuka bagi siapapun
yang peduli dengan pendidikan untuk aktif memberikan sumbangan pemikiran
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
- Chatting
Fasilitas ini memungkinkan pengguna dapat
melakukan dialog secara elektronik (chatting) secara langsung dengan
pengguna lain di tempat yang berbeda secara real time.
lnfo
Fitur ini menyediakan layanan
berupa artikel, news, event, dan web sekolah. secara lebih rinci, berbagai
layanan dalam fitur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Artikel
Fitur ini menyediakan layanan artikel yang
lebih difokuskan pada topik pendidikan dan informasi lainnya yang terkait
dengan pendidikan. Melalui fasilitas ini pengguna tidak hanya
berkesempatan membacanya, tetapi juga dapat men-downloadnya secara bebas
dan gratis. Pengguna juga bisa menyumbangkan buah pikiran/tulisan ini dan
dikirim melalui administrator EdukasiNet.
- News EdukasiNet
menyediakaan fasilitas berita (news) yang dirancang dari, oleh, dan untuk
pengguna. Oleh karena itu partisipasi aktif pengguna sangat menentukan
dinamika feature ini.
- Kalender
Kegiatan (Event) Fitur ini menyajikan
informasi/berita tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
pengelola, ataupun oleh komunitas EdukasiNet khususnya sekolah.
- Web
Sekolah EdukasiNet menyediakan fasilitas
informasi tentang sekolah yang merupakan anggota (user member) dari
EdukasiNet. Informasi ini tersimpan dalam aplikasi dan server EdukasiNet
serta dapat diisi atau diedit oleh sekolah yang menjadi anggota.
Pola Pemanfaatan Bahan
Belajar EdukasiNet di Sekolah
Bahan belajar yang ada di
EdukasiNet dapat dimanfaatkan, khususnya oleh guru dan siswa dalam berbagai
cara/pola sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, guru maupun siswanya itu
sendiri. Ada empat alternatif pola pemanfaatan EduaksiNet di sekolah, yatu: 1)
pola pemanfaatan langsung (di lab komputer); 2) pola pemanfaatan di kelas; 3)
pola penugasan; dan 4) pola individual.
- Pola
Pemanfaatan Langsung (di Lab Komputer): Pola
ini dapat dilakukan oleh sekolah yang telah memiliki lab komputer yang
terhubung langsung A dengan internet. Siswa dapat secara individu (satu
siswa satu komputer) dengan bimbingan guru mempelajari topik pelajaran
tertentu. Bila jumlah komputer di lab tidak memungkinkan untuk belajar
secara individu, siswa dapat belajar secara kelompok (antara 2 - 4 orang per
komputer).
- Pola
Pemanfaatan di Kelas: Apabila sekolah
belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD projector dan
sebuah komputer (desktop/laptop) yang tersambung ke internet, maka
pemanfaatannya dapat dilakukan dengan cara presentasi dan diskusi kelas.
Bila komputer di kelas tidak terhubung ke internet, sebelumnya guru dapat
men-Download terlebih dahulu topik pelajaran tertentu yang dibutuhkan dari
EdukasiNet, kemudian dipresentasikan secara offline melalui LCD Projector
di kelas. Untuk pola yang kedua ini, disarankan guru terlebih dahulu
mengidentifikasi dan mendownload topik-topik yang dibutuhkan untuk
kemudian dimanfaatkan di kelas. Bahan belajar yang ada di EdukasiNet dapat
didownload secara gratis oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
- Pola
Penugasan: Pola ini dapat dilakukan untuk
sekaligus mengembangkan ICT Literacy siswa. Siswa, baik secara kelompok
maupun individual diberikan tugas untuk menelusuri bahan belajartertentu
di situs EdukasiNet (http:///www.e-dukasi.net)atau situs lain,
kemudian siswa tersebut mempresentasikan dan mendiskusikan hasil karyanya
tersebut di kelas atau siswa mengumpulkan tugasnya dalam bentuk tulisan,
gambar, grafik dan lain-lain dengan memanfaatkan aplikasi komputertertentu
(seperti MSWord, MS Powerpoint, Coreldraw, dll.). Untuk pola ini,
disarankan guru yang menugaskan telah menelusuri dan menentukan alamat
situs yang harus dibuka oleh siswa.
- Pola
Pemanfaatan Individual: Yang dimaksud
dengan pola individual disini adalah siswa atas inisiatif sendiri
dibebaskan mengeksplorasi semua bahan belajar (baik materi pokok,
pengetahuan populer, modul online, maupun uji kemampuan) yang ada dalam
EdukasiNet. Siswa dapat mengakses EdukasiNet di sekolah, Warnet, atau
rumah sesuai dengan kondisi masing-masing.
Penutup
EdukasiNet adalah portal
jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1)
wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana
berbagai informasi antar sekolah di Indonesia. EdukasiNet dapat diakses melalui
url:
http://www.e-dukasi.net.
Sebagai portal jaringan sekolah, EdukasiNet menyediakan 1) bahan belajar
(meliputi materi pokok, pengetahuan populer, modul online, dan uji kompetensi);
2) forum (meliputi forum diskusi untuk semua mata pelajaran, chatting dan
milis; dan 3) informasi (yang meliputi artikel, berita, kalender kegiatan
(event) dan web sekolah).
Sampai tanggal 28 Desember 2005,
telah tercatat sebanyak 500.000 orang yang telah mengunjungi EdukasiNet.
Disamping itu, tercatat 4.282 anggota aktif pengguna EdukasiNet. Jumlah ini
masih sangat sedikit dibandingkan dengan portal lain yang telah maju seperti
ilmukomputer.com, dan yang lainnya. Namun demikian, bagi mereka yang telah
memanfaatkan EdukasiNet memberikan pendapat yang positif terhadap kehadiran
EdukasiNet (37% menyatakan sangat baik dan 30% menyatakan baik). Sementara itu,
jumlah bahan belajar yang telah diupload sebanyak 55 judul materi pokok, 79
judul modul online, dan 150 judul pengetahuan populer. Ke depan diharapkan
EdukasiNet tidak hanya menyediakan bahan belajar untuk SMA saja, tapi juga
untuk SMP dan SD. Untuk mempercepat peningkatan jumlah bahan belajar,
diharapkan bahan belajar tidak hanya diproduksi oleh Pustekkom saja tapi juga dari
guru atau komunitas pendidikan lainnya. Begitu pula halnya dengan artikel dan
berita. Sementara itu, model musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dimasa
mendatang dapat terjadi melalui forum diskusi per mata pelajaran yang ada dalam
portal EdukasiNet. Sehingga diskusi (pertukaran informasi) dapat terjadi secara
online tanpa harus berkumpul di satu tempat tertentu. Bahan belajar yang ada
dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan secara fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Bahan belajar yang ada dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan dengan: 1)
pola pemanfaatan langsung di lab komputer; 2) pola pemanfaatan di kelas; 3)
pola penugasan; mupun 4) pola individual. Semua bahan belajar tersebut dapat didownload
secara gratis oleh guru, siswa atau siapapun yang membutuhkan.
Namun demikian, dalam
pemanfaatannya di lapangan, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi
untuk dapat membuat portal jaringan sekolah EdukasiNet ini berjalan dengan baik
dan dinamis. Tantanga pertama adalah belum adanya relawan sebagai moderator
untuk forum diskusi. Forum diskusi ini sebenarnya dikelompokkan berdasarkan
mata pelajaran. Misalnya, forum diskusi untuk mata pelajaran matematika,
fisika, kimia dan mata pelajaran lain. Sampai saat ini diskusi yang terjadi
masih belum terarah atau tidak fokus pada topik/ tema tertentu. Sehingga,
walaupun telah terjadi diskusi satu sama lain, tapi apa yang didiskusikan masih
tidak menentu. Begitu pula halnya dengan forum diskusi mata pelajaran yang
lainnya. Tantangan kedua adalah belum banyaknya guru (user EdukasiNet) yang
mengirimkan artikel ilmiah berkaitan dengan pengalaman atau hasil penelitian
yang berkaitan dengan pendidikan atau lebih khusus berkaitan dengan
pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu. Tantangan terakhir adalah kendala
teknis yang klasik dihadapi seperti 1) sulitnya akses internet karena mahal dan
kecepatan akses yang kurang memadai; 2) kebijakan sekolah yang belum mendukung;
3) tenaga guru yang menguasai komputer dan internet yang masih rendah; serta 4)
anggaran sekolah yang masih rendah. Akhirnya, pemanfaatan internet di sekolah
belum menjadi skala prioritas mengingat masih banyak kebutuhan lain yang lebih
dianggap prioritas dibandingkan dengan internet dan lab komputer.
Sumber Kepustakaan
- Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan
Teknologi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
- Uwes Anis Khaeruman. 2005. Edukasi net di
Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
- Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas
http://pasca.tp.ac.id/site/pemanfaatan-multi-media-untuk-meningkatkan-kualitas-pendidikan